Iklan Layanan Masyarakat

Tolak Impor, Nasionalisme Petani Tembakau Tak Pernah Luntur

Senin, 27 Jul 2020 15:36:34 690

Keterangan Gambar :


Temanggung, MediaCenter – Tembakau Temanggung masih dalam sorotan media terkait harga dan cukai. Berbarengan dengan acara doa bersama dalam rangka Wiwitan Tembakau tahun 2020 yang dilaksanakan berurutan dari lereng Gunung Prau, Sindoro dan Sumbing untuk meminta berkah kepada sang pencipta.

Petani Tembakau dari Desa Bansari, Jayeng Wiro Susilo yang terkenal dengan nama Mbah Jayeng mengharapkan seluruh tembakau Temanggung terserap semua dan pemerintah senantiasa menolak impor tembakau. Mbah Jayeng juga menjelaskan agar pabrikan menyerap tembakau dengan harga yang sesuai dengan standar kualitas dan kuantitas, regulasi pusat harus mendukung petani Temanggung, demikian yang disampaikannya Jumat Sore (24/7/2020) disela-sela acara Wiwitan Tembakau.

“Tolak impor, nasionalisme petani tembakau Temanggung tetap ada”, tegas Mbah Jayeng.

Karena curah hujan yang sangat mendukung dibanding tahun-tahun sebelumnya, maka kualitas tembakau tahun ini diharapkan lebih baik dan para petani tembakau meyakini bahwa tahun ini akan mendapat tembakau dengan kualitas yang baik. 

Dalam hal ini, perhitungan petani tembakau tentang cuaca dan curah hujan sangat diandalkan untuk mempersiapkan masa panen. Bulan Juli sudah diperhitungkan mengenai curah hujan yang turun tidak lebih dari tujuh kali. Maka Bulan Agustus, musim kemarau akan mendukung perkembangan tanaman tembakau, sehingga menghasilkan tembakau dengan kualitas bagus.

“Hasil, secara kualitas dan kuantitas dengan dukungan cuaca, itu lebih bagus di tahun 2020 ini”, ungkapnya.

Mbah Jayeng, mewakili petani tembakau di seluruh Kabupaten Temanggung meminta pemerintah pusat untuk meninjau kembali kebijakan terkait cukai tembakau. Karena semakin cukai tembakau dinaikkan, serapan daya beli masyarakat akan semakin berkurang. Maka dari itu pabrikan pasti akan hitung-hitungan masalah ekonomi.

“Nasionalisme petani tembakau Temanggung tidak akan pernah luntur, karena ini adalah peninggalan leluhur dari Bumi Temanggung. Tolong pemerintah pusat dengarkan nasib kami”, tegas Mbah Jayeng. (MC TMG/Cahya;Coeplistyo;Ekape)

Pencarian:

Komentar:

Top