Iklan Layanan Masyarakat

Dua Jembatan Baru di Temanggung Siap Sambut Arus Mudik 2019

Rabu, 22 Mei 2019 15:32:58 906

Keterangan Gambar :


Temanggung, MediaCenterSambut arus mudik - arus balik tahun 2019 Kabupaten Temanggung berbenah memperbaiki dan membangun infrastruktur jalan raya. Salah satu infrastruktur yang telah selesai dibangun Jembatan Sungai Progo dan Jembatan Sigaleh.

Kemarin Selasa (21/5/2019), Bupati Temanggung, HM Al Khadziq, secara resmi membuka pengoperasian jembatan Sungai Progo di Kecamatan Kranggan dan jembatan Sigaleh di Kecamatan Parakan. Upacara simbolis pemotongan pita dilaksanakan di depan jembatan Progo. "Sejak zaman pra-kemerdekaan Temanggung menjadi wilayah penting, penghubung tiga kawasan meliputi, Banyumas, Kedu, dan Pekalongan. Temanggung juga penting sebagai lalu lintas mobilisasi keamanan di jalur tengah," ungkap Khadziq dalam sambutannya.

Bupati Temanggung juga menambahkan bahwa, jembatan Progo merupakan jembatan bersejarah dalam perang kemerdekaan Republik Indonesia. Menurutnya, di jembatan Progo inilah terjadi pembantaian pasukan Republik oleh tentara Belanda. "Di sebelah ini (sebelum memasuki jembatan dari arah Kranggan menuju Temanggung), ada makam pahlawan yang gugur kala itu termasuk Pahlawan Bambang Sugeng‎," tuturnya.

Dilanjutkan Khadziq dalam wawancara seusai prosesi pemotongan pita bahwa, beroperasinya jembatan Progo dan Sigaleh, tentu akan memperlancar arus lalu lintas di kawasan Temanggung, terlebih jelang arus mudik-arus balik lebaran 2019.

Akan tetapi, yang menjadi masalah di Temanggung saat ini adalah kondisi jalan nasional yang dirasa cukup sempit, sehingga ia memperioritaskan untuk mengusulkan pelebaran jalan nasional di Temanggung ke Direktorat Jenderal Bina Marga, melalui Balai Pelaksana Jalan Wilayah II Jawa Tengah-DIY. "Kita minta prioritas pelebaran jalan dari Temanggung menuju Parakan lewat Kedu, yang sekarang masih sempit, jadi sangat perlu ada pelebaran," terangnya.

Dipaparkannya juga, penyediaan lahan ‎untuk pelebaran bukan lagi menjadi persoalan. sebab, tak perlu belanja tanah untuk pelebaran jalan Temanggung - Parakan melalui Kedu. "Sesungguhnya tanah tidak ada masalah, tanahnya sudah lebar di situ, hanya mungkin tinggal potong pohon-pohon di ping‎gir saja. Sudah kita usulkan, semoga segera terlaksana," harapnya.

‎Diperlukan sudetan di jalan lingkar Temanggung di sekitar Maron, langsung menuju jalan nasional di ruas Kedu. Menurut HM Al Khadiq, itu akan mengurangi kepadatan kendaraan di pertigaan Maron. "Ketiga, kita mohon juga ke Direktorat Jenderal Bina Marga untuk pelebaran jembatan Kali Kuas yang ada di depan RSUD Temanggung. Itu jembatan tua tinggalan Belanda, dan sempit juga, tidak sesuai dengan ruas jalan di sebelum dan sesudahnya," urainya dalam wawancara.

‎Selain ketiga hal tersebut, menurutnya masih ada satu hal lagi untuk memperlancar arus lalu lintas di wilayah Temanggung. Yakni, realisasi jalan lingkar di Kecamatan Parakan, menuju arah Pantura Kendal dan juga Wonosobo. "Proposal jalan lingkar Parakan sudah kita ajukan ke pemerintah pusat, dan sedang dilakukan survey, termasuk untuk pelebaran jalan Temanggung - Parakan melalui Kedu, pembangunan sudetan, dan juga jembatan Kali Kuas, sudah kita ajukan suratnya," ‎jelasnya.

Dijelaskan lebih lanjut, jalan lingkar Parakan direncanakan memiliki total lebar ‎25 meter dan panjang 11 kilometer. "Untuk memperlancar arus di Parakan, karena di sana jalannya juga terlalu kecil, sempit,  sehingga bila warga Parakan punya gawe sedikit saja, arus lalu lintas sudah tersendat," katanya.

‎Sedangkan Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Jawa Tengah-DIY, Akhmad Cahyadi, mengatakan juga dalam wawancara, bahwa terdapat dua jembatan yang diresmikan yaitu Progo dan Sigaleh. “Untuk di Progo, bentang jembatan mencapai 60 meter dengan lebar sembilan meter, sedangkan jembatan Sigaleh, di Parakan, bentangnya adalah 40 meter, lebarnya sama, sembilan meter," tuturnya.

Total anggaran untuk kedua pembangunan jembatan tersebut adalah Rp 19,3 miliar‎, anggaran tersebut belum termasuk rangka atas jembatan senilai Rp 4,3 miliar. "Jadi, jika ditotal seluruhnya menjadi Rp 23,6 miliar," pungkas Cahyadi.

‎Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Jawa Tengah-DIY juga menjelaskan, secara teknik kedua jembatan tersebut diperkirakan akan bertahan hingga sekitar 50 tahun. "Untuk itu, kami minta peran serta masyarakat untuk turut menjaga jembatan ini sebagaimana fungsinya, agar dapat bertahan lebih lama" tegasnya mengakhiri wawancara. (MC TMG/Penulis, Foto: Agung, Editor:Ekape )

Pencarian:

Komentar:

Top