Iklan Layanan Masyarakat

Penjualan Bendera Jelang Agustusan Terimbas Pandemi

Sabtu, 14 Agu 2021 09:35:48 540

Keterangan Gambar : Salah seorang pedagang bendera musiman jelang Agustusan memasarkan dagangannya di Jalan Tentara Genie Pelajar Temanggung, Sabtu (14/8/2021). Penjualan bendera kali ini lebih sepi dari biasanya lantaran terimbas pandemi Covid-19.


Temanggung, MediaCenter - Para pedagang bendera musiman tiap momen menjelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus di Temanggung, Jawa Tengah mengeluhkan sepi, lantaran terimbas pandemi Covid-19. Kebanyakan warga memilih menggunakan bendera lama untuk menghemat pengeluaran, sehingga tidak membeli bendera baru.

Pedagang bendera musiman jelang Agustusan ini, biasanya didrop dari daerah Jawa Barat, dan memang sengaja berjualan bendera keberbagai daerah setiap tahun menjelang Peringatan HUT Kemerdekaan RI.

Sepinya penjualan bendera dialami Firman (29), salah seorang penjual bendera asal Garut, Jawa Barat. Ia telah mulai memasarkan dagangannya di Kawasan Jalan Tentara Genie Pelajar Temanggung sejak tiga pekan terakhir. Sebelumnya, ia pernah berjualan di Pulau Bali dan Bangka Belitung. 

"Sekarang tidak bisa berjualan ke luar daerah, karena untuk naik pesawat ke sana harus memenuhi syarat sudah divaksin Covid, padahal saya belum vaksin. Terlebih lagi harga tiketnya mahal, sehingga tidak terjangkau, karena sekarang sedang sulit ekonomi," tutur Firman, Sabtu (14/8/2021), di Temanggung.

Diakui oleh Firman, selama tiga pekan terakhir berjualan, rata-rata ia hanya bisa memperoleh hasil Rp 70 ribu hingga Rp 150 ribu per hari. Hasil penjualan paling banyak pernah ia dapat Rp 300 ribu dalam sehari. Kondisi ini berbeda dari sebelum pandemi, ia bisa mendapat penghasilan rata-rata Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu per hari.

"Kali ini hasil penjualan untuk biaya makan sehari-hari dan membayar uang kos selama di Temanggung juga sudah pas-pasan,"ujar Firman.

Bendera yang ia jual dipasok dari seseorang di daerah Jawa Barat melalui sistem setoran. Sebelum pandemi, selama sebulan berjualan bendera ia bisa menyetor hingga Rp 10 juta pada seseorang yang ia sebut 'Bos'. Musim Agustusan tahun ini, menurut Firman, kemungkinan ia hanya mampu menyetor paling banyak Rp 4 juta saja.

Tiap bendera dijual dengan harga yang bervariasi berdasarkan ukuran bendera. Bendera paling kecil dijual Rp 20 ribu per lembar. Harga bendera paling mahal dipatok Rp 250 ribu per lembar. Harga ini, menurutnya sudah mengalami penurunan dari tahun lalu sebesar Rp 10 ribu per lembar. 

"Biasanya saya berjualan selama sebulan, terakhir jualan pada 16 Agustus. Namun ini, karena sangat sepi, jadi mungkin akan lebih awal kembali ke Jawa Barat," katanya. (MC.TMG/ts;ekp)

Pencarian:

Komentar:

Top