Iklan Layanan Masyarakat

Petani Kopi di Dusun Sigran Gelar Sadranan Jelang Ramadan

Jumat, 01 Apr 2022 19:06:16 1068

Keterangan Gambar : Petani kopi di Dusun Sigran, Desa Kemiri, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung menggelar tradisi sadranan di makam pepunden setempat, satu hari menjelang Ramadan, Jumat (1/4/2022).


Temanggung, Media Center - Petani kopi di Dusun Sigran, Desa Kemiri, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung menggelar tradisi sadranan di makam pepunden setempat, satu hari menjelang Ramadan, Jumat (1/4/2022).

Berdoa di makam Kiai Sumo Wijoyo dan Kiai Pencuk yang berada tidak jauh dari pemukiman warga menandai tradisi tersebut. 

Kadus Sigran, Khoirun Isnaeni mengatakan, rangkaian tradisi sadranan diantaranya membaca Al Quran, tahlil dan berdoa bersama.

"Usai berdoa, kami makan bersama, mengkonsumsi makanan yang dibawa dari rumah. Makan untuk menunjukkan kebersamaan," katanya.

Ia mengatakan, kerukunan, kebersamaan, gotong royong adalah kekuatan dari warga petani. Warga tidak bisa dipecah belah oleh kekuatan yang menghancurkan.

"Kami gelar sadranan sebagai persiapan bulan Ramadan, yakni menyucikan hati dan pikiran untuk bersiap giat beribadah," tambahnya. 

Pada sadranan ini, disampaikannya warga berdoa dan mendoakan leluhur dan orang tua yang telah meninggal. Selain itu, yang penting adalah saling meminta maaf antar warga sebelum memasuki bulan Ramadan.

Tidak hanya umat muslim, mereka yang ikut tradisi juga dari agama lain dan penghayat kepercayaan. Mereka rukun dan damai hidup berdampingan.

Doa dipimpin oleh tokoh agama setempat dan diamini oleh segenap warga. Tidak lupa petuah disampaikan dari tokoh agama berupa pesan hidup bergotong royong, mengedepankan toleransi dari perbedaan yang ada, dan saling membantu antar warga, baik dalam susah dan senang.  

Seorang warga, Asih (42) mengatakan, sadranan merupakan tradisi warga dari zaman nenek moyang dahulu. Banyak nilai positif yang termuat dari sadranan yang diantaranya saling tolong menolong dan memahami perbedaan antar warga. 


"Kami warga harus selalu rukun. Sebab itulah kekuatan warga di zaman yang seakan semakin sulit ini," katanya.

Warga lainnya, Efiz (28) mengatakan, sengaja datang ke Dusun Sigran untuk mengikuti tradisi yang penuh dengan makna hidup. 

"Kami suka dengan tradisi sadranan di Temanggung, tidak hanya diikuti umat muslim, tetapi juga umat lain. Kerukunan tercipta disini," tandasnya. (MC.TMG/Aiz;Ekp)

Pencarian:

Komentar:

Top