Iklan Layanan Masyarakat

Berwisata ke Bekas Lokasi Persembunyian Pejuang Taman Gua Sigrowong

Selasa, 21 Jul 2020 09:42:51 3650

Keterangan Gambar :



Temanggung,MediaCenter - Salah satu lokasi wisata yang sudah mulai dibuka semenjak pandemik Korona adalah Wisata Alam Sigrowong, di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan. Sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Temanggung, Jawa Tengah. Wisata yang berupa kawasan hutan nasional dengan goa kecil ini kembali dikunjungi wisatawan sejak sepekan terakhir.

Begitu sampai di area parkir, pengunjung sudah bisa merasakan angin bertiup lembut dan menghirup udara segar. Sejumlah payung warna-warni dipasang di bagian atas tepat di pintu masuk kawasan wisata membuat suasana meriah. 
Warung-warung yang menjual makanan ditempatkan rapi dideretan sebelah kiri, sekitar 50 meter dari arah masuk. Pengunjung bisa menikmati kopi dan kudapan ringan sembari menikmati pemandangan. Ada pula toilet cukup bersih dengan kondisi air yang jernih khas pegunungan.

Hampir disetiap sisi hutan merupakan spot foto yang bagus. Pengunjung juga bisa bersantai bila kelelahan setelah menempuh jalan yang menanjak dan menurun di dalam kawasan hutan. Ada bangku-bangku dan tempat naungan dari papan yang sengaja dibuat, disediakan untuk tempat beristirahat.

Wisata ini dikelola oleh pihak Desa Gesing. Sejak awal pandemik sekitar Bulan Maret, kawasan wisata yang dulunya merupakan bekas lokasi persembunyian para pejuang dimasa penjajahan sempat ditutup. Seiring dengan menyusutnya temuan kasus positif Korona di Temanggung, kawasan wisata ini kembali dibuka untuk pengunjung.

"Mulai dibuka pekan lalu. Kunjungan wisatawan sudah banyak, tapi kebanyakan yang datang wisatawan lokal saja, dan jumlahnya tidak sebanyak waktu sebelum pandemik," tutur Gunadi (45), salah seorang pengelola Wisata Alam Sigrowong, Selasa (21/7/2020).

Pria yang akrab disapa Gun Sigrowong ini mengungkapkan, sebelum pandemik Korona pihaknya mampu menjual rata-rata 22 bendel tiket per hari pada jam buka antara pukul 08.00 - 17.00 wib. Tiap satu bendel berisi 100 lembar, dengan harga tiket Rp 5000 per lembar. Pendapatan itu belum termasuk dari parkir kendaraan.

Semenjak dibuka lagi, dalam sepekan terakhir, angka kunjungan paling banyak hanya berkisar antara 50 sampai 100an orang per hari. Kebanyakan wisatawan hanya berfoto-foto sebentar kemudian pergi. Kunjungan terbanyak menurut dia adalah warga yang hendak melakukan ritual di gua kecil yang ada di kawasan hutan tersebut.

"Belum seramai waktu sebelum pandemik. Warung-warung penjual makanan di kawasan wisata juga belum banyak yang buka. Tapi sudah lumayan ada kunjungan wisata. Sering yang datang untuk ritual di gua," katanya.

Nining (45) salah seorang pengunjung asal Temanggung mengaku baru pertama kali berkunjung ke Sigrowong. Ia mengaku terkesan karena pemandangan yang masih alami di area hutan. 

"Di tempat ini karena cahaya matahari masuk dari sela dedaunan jadi bisa mendapat foto-foto yang bagus," ujar Nining. (MC.TMG/Tosiani;Ekape)

Pencarian:

Komentar:

Top