Ket [Foto]: Akhir pekan adalah waktu yang tepat bagi masyarakat untuk melakukan penyegaran pikiran usai menjalani aktifitas bekerja. Salah satunya dengan melakukan rekreasi atau mengunjungi tempat wisata. Salah satu tempat rekreasi baru di Kabupaten Temanggung yang rekomended dan patut coba dikunjungi ialah Papringan Wisanggeni yang terletak di Dusun Limbangan, Desa Tanjungsari, Kecamatan Tlogomulyo.
Wisata Papringan Wisanggeni Usung Konsep Konservasi Alam
Temanggung, Media Center – Akhir pekan adalah waktu yang tepat bagi masyarakat untuk melakukan penyegaran pikiran usai menjalani aktifitas bekerja. Salah satunya dengan melakukan rekreasi atau mengunjungi tempat wisata.
Salah satu tempat rekreasi baru di Kabupaten Temanggung yang rekomended dan patut coba dikunjungi ialah Papringan Wisanggeni yang terletak di Dusun Limbangan, Desa Tanjungsari, Kecamatan Tlogomulyo.
Menempati lahan seluas hampir satu hektare, lokasi yang sebelumnya merupakan hutan belantara rumpun bambu itu kini disulap menjadi sebuah area rekreasi yang wajib dicoba untuk sebatas mencari suasana alam yang masih sangat asri.
Ialah Rizal Ifan Chanaris (32), warga desa setempat yang menginisiasi berdiri destinasi wisata berbasis alam berupa rerimbunan vegetasi bambu tersebut sejak sekitar sebulan lalu. Dijelaskan, ide pembukaan lahan tersebut tak lain lantaran dirinya ingin memunculkan sebuah daya tarik wisata yang mampu mengakomodir pengembangan perekonomian warga sekitar berbasis pemberdayaan masyarakat.
“Sudah sekitar setahun lalu saya mengkonsep dan mencari lokasi yang paling potensial serta komprehensif guna menjadikan stimulan bagi bangkitnya ekonomi masyarakat desa pasca dihantam badai pandemi,” jelasnya, Minggu (16/10/2022).
Ditambahkan, di lokasi Papringan Wisanggeni saat ini pengunjung memang baru bisa menikmati beberapa atraksi saja. Mulai suasana hutan bambu nan asri, galeri bonsai, dan berbagai kuliner lokal khas pedesaan yang dapat dinikmati dengan harga super murah yang digelar rutin setiap hari Sabtu hingga Minggu saban pekannya.
Namun demikian, hal tersebut bersifat sementara. Pasalnya, saat ini lokasi tersebut tengah dalam proses penggarapan untuk menjadi destinasi wisata berupa taman lampion yang memaksimalkan bahan-bahan limbah sampah yang dikreasikan sedemikian rupa menjadi karya yang bermanfaat.
“Sementara ya pengunjungnya baru di angka sekitar 200 sampai 300 orang yang dapat masuk secara gratis. Sedangkan konsep global yang saya dan tim kembangkan nantinya adalah taman lampion yang menggunakan bahan-bahan berbasis alam dan limbah. Jadi nanti pengunjung dapat menikmati gabungan konsep wisata kekinian, konservasi alam, pasar kontemporer era peradaban Jawa di masa lalu, hingga pusat seni kebudayaan lokal yang akan dipentaskan secara berkesinambungan dalam periodisasi tertentu,” imbuhnya.
Kepala Desa Tanjungsari, Bandriyo Susilo Utomo mengaku sangat mengapresiasi gagasan wisata berbasis konservasi alam yang terdapat di wilayah yang ia pimpin itu. Menurutnya, Papringan Wisanggeni merupakan sebuah inovasi yang sangat lengkap dan sarat akan manfaat bagi perekonomian warga masyarakat sekitar.
“Nyatanya warga sekitar sudah merasakan dampak ekonomi dengan berjualan di lokasi tersebut. Ke depan saya sangat optimis, karena memang lokasi tersebut disentuh secara berbeda. Pertama konservasi alam berupa lahan bambu yang sejatinya sangat baik sebagai penahan air dan pemecah angin besar. Kedua konsep tempat khas suasana pedesaan masyarakat Jawa di era lampau yang akan digabungkan dengan taman lampion berbasis pengolahan limbah, serta menjadi lokasi sentra UKM warga sekitar. Ini konsep yang sangat luar biasa dan patut kami dukung,” urainya. (MC.TMG/fr;ekp;ysf)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook