Maraton Konservasi, Tanam Seribu Pohon Di Lereng Gunung Sindoro
Ket [Foto]: Sejumlah 30 (tiga puluh) komunitas pencinta alam, dari dalam dan luar Kabupaten Temanggung mengikuti gerakan Maraton Konservasi, menyosong program  Basarnas Emas yang diselenggarakan oleh Basarnas, bekerja sama dengan PT Perhutani dan Gabungan Remaja Anak Sindoro (Grasindo), yang dipusatkan di Lereng Gunung Sindoro, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.

Maraton Konservasi, Tanam Seribu Pohon Di Lereng Gunung Sindoro

Temanggung, MediaCenter - Sejumlah 30 (tiga puluh) komunitas pencinta alam, dari dalam dan luar Kabupaten Temanggung mengikuti gerakan Maraton Konservasi, menyosong program  Basarnas Emas yang diselenggarakan oleh Basarnas, bekerja sama dengan PT Perhutani dan Gabungan Remaja Anak Sindoro (Grasindo), yang dipusatkan di Lereng Gunung Sindoro, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. 

Ketua penyelenggara kegiatan, Arifin yang ditemui di sela-sela kegiatan, Minggu (23/1/2022) mengatakan, gerakan ini akan menanam 1000 bibit pohon di kawasan hutan lindung milik Perhutani KPH Kedu Utara, tepat di sekitar  pos satu jalur pendakian Gunung Sindoro via Kledung. 

“Yang ikut sejumlah 30 komunitas asal Magelang, Semarang, Wonosobo, dan berbagai daerah lainnya, dengan jumlah peserta 800 orang,” terangnya. 
 
Ia menambahkan, penanaman di lokasi tersebut dimaksudkan untuk menjaring atau mengembalikan debit mata air yang saat ini memang telah berkurang banyak. 

“Inti kegiatan ini adalah menangani darurat mata air di wilayah Sindoro,” tegasnya. 

Sementara itu, Bupati Temanggung yang diwakili Kepala Pelaksana BPBD Temanggung, Toifur Hadi menyampaikan, kegiatan Maraton Konservasi ini selaras dengan program Sabuk Gunung yang tengah digencarkan Pemerintah Kabupaten Temanggung.

Menurutnya, program ini sangat penting untuk menyelamatkan 13.000 ha lahan kritis dan menjaga Temanggung agar tetap hijau.

Ia menyampaikan, lebih dari 700 mata air yang ada di Temanggung, 28 diantaranya bahkan digunakan sebagai sumber air baku PDAM Tirta Agung.

Selain itu, juga dimanfaatkan untuk kebutuhan warga sehari-hari dan produksi air mineral kemasan. Namun, beberapa mata air juga sudah banyak yang mati dan mengecil debitnya, terutama saat musim kemarau. 

“Oleh karena itu, tugas kita bersama untuk menjaga mata air-mata air kita ini. Mengingat air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia. Bukan hanya saat ini, tetapi demi anak cucu kita nanti,” tuturnya.

Kepala Kantor Pertolongan dan Pencarian Orang (SARDA) Semarang, Heru Suhartanto mengatakan, kegiatan Maraton Konservasi sudah dilaksanakan sejak November 2021 dan akan ditutup di Ungaran pada tanggal 12-13 Februari 2022.

Ia menyampaikan, Maraton Konservasi untuk menyambut ulang tahun emas Basarnas, dengan penanaman pohon ini merupakan salah satu upaya untuk mitigasi bencana.

“ Tujuannya untuk mitigasi bencana alam, utamanya di wilayah Kedu Utara,   sehingga bisa menjadi upaya pencegahan terjadinya longsor, banjir dan kekeringan mata air,” tandasnya. (MC.TMG/dn;ekp)

Sejumlah 30 (tiga puluh) komunitas pencinta alam, dari dalam dan luar Kabupaten Temanggung mengikuti gerakan Maraton Konservasi, menyosong program  Basarnas Emas yang diselenggarakan oleh Basarnas, bekerja sama dengan PT Perhutani dan Gabungan Remaja Anak Sindoro (Grasindo), yang dipusatkan di Lereng Gunung Sindoro, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook