Ket [Foto]: Sejumlah santri di Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah menanam pohon, Rabu (30/12/2020).
Atasi Lahan Kritis Santri di Temanggung Tanam Ribuan Pohon
Temanggung, MediaCenter - Ratusan santri Pondok Pesantren Ridho Allah, Dusun Kauman, Desa/Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah bekerja sama dengan Yayasan Odesa Indonesia Cabang Temanggung melakukan gerakan menanam. Ada ribuan bibit tanaman yang ditanam dimusim penghujan ini guna mengatasi persoalan lahan kritis.
Koordinator Pertanian Yayasan Odesa Indonesia Cabang Temanggung Andy Yoes Nugroho, mengatakan, hal tersebut dilakukan karena merupakan waktu terbaik menancapkan bibit tanaman terutama di ladang-ladang yang selama ini masih kekurangan pohon.
"Banyak lahan kritis di Kecamatan Kaloran yang perlu pohon. Banyak petani yang membutuhkan bibit tanaman dan mau menanam tanaman baru, sehingga kita mendorong gerakan pembibitan saat musim kemarau dan menanam dimusim hujan," katanya, di sela aksi tanam di Dusun Bugen, Desa Kaloran, Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung, Rabu (30/12/2020).
Menurut Andy, lebih dari 1.000 bibit tanaman buah-buahan yang ditanam antara lain, durian, alpukat, kelengkeng, sirsak, kedondong dan juga tanaman herbal kelor. Ia menargetkan 5.000 bibit menyebar di Kecamatan Kaloran hingga Bulan Maret 2021 mendatang.
Setelah musim kemarau tiba, nanti Odesa Temanggung akan fokus menambah jumlah bibit dengan target 15.000 bibit buah yang akan ditanam pada bulan Oktober-November 2021.
Dikatakan, sejak tahun 2019, Odesa Temanggung juga sudah menggerakkan masyarakat menanam 2.000 pohon kelor dan pada Tahun 2021 akan menambah 5.000 bibit kelor.
"Bibit buah dan kelor itu satu paket sebagai model gerakan agroforestry yang tujuannya selain menghasilkan gizi juga mencegah erosi," katanya.
Pelaksana lapangan Yayasan Odesa Cabang Temanggung, Miftahul Huda mengatakan, bahwa selama ini masyarakat tidak mau menanam pohon karena tidak adanya bibit. Ketika Yayasan Odesa memiliki pembibitan mendadak tahun ini banyak sekali petani yang tergerak menanam pohon. Bahkan menurut Huda, para petani mau mengeluarkan uang belanja untuk bibit.
"Ada yang membeli 2 pohon, ada yang membeli 10 pohon, bahkan ada lebih 100 pohon," katanya.
Menurut Huda, para petani sangat antusias menanam karena mereka sudah lama menunggu bibit. Sementara selama ini setiap membeli bibit lokasinya sangat jauh padahal yang dibeli jumlahnya hanya sedikit.
"Ketika mereka bisa membeli beberapa bibit dengan uang 100-200 ribu mereka langsung belanja. Di sini pentingnya gerakan pembibitan di setiap desa, karena akan menjadi pendorong paling ampuh dalam menggerakkan petani menanam pohon," terangnya.(MC.TMG/Yoni;Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook