Keterangan Gambar : Kader PKK dan Posyandu se-Jumo Ikuti Pelatihan PMT
Temanggung, Media Center - Perwakilan Kader Posyandu dan PKK dari seluruh desa di Kecamatan Jumo mengikuti pelatihan pembuatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal bagi balita gizi kurang dan ibu hamil dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK) di Aula Puskesmas Jumo, Temanggung, Rabu (15/3/2023).
PMT lokal merupakan Pemberian Makanan Tambahan yang berbasis makanan lokal dan bukan produk pabrikan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita, terutama balita dengan gizi kurang dan ibu hamil dengan kondisi KEK supaya bisa melahirkan bayi dengan berat badan normal, sehingga tidak berpotensi melahirkan anak dengan keadaan stunting.
Petugas Gizi Puskesmas Jumo, Indah Ari Astuti menyampaikan, bagi balita dengan status gizi kurang untuk memperbaiki status gizinya jangan sampai anak menjadi gizi buruk atau bahkan stunting. Karena yang tercatat di Kecamatan Jumo terdapat 5% anak berstatus stunted dan 1% stunting.
“Alhamdulillah, dari 13 desa yang kami undang, hadir semua. Berarti mereka antusias mengikuti kegiatan ini dan mempunyai niat yang baik untuk membantu mengentaskan dan menangani stunting di Kecamatan Jumo,” ungkapnya.
Menu PMT yang diberikan harus memenuhi unsur gizi sesuai standar, seperti 300 kalori untuk balita gizi kurang dan 500 kalori untuk ibu hamil KEK. Adapun menu yang dipraktikkan dalam kegiatan tersebut diantaranya puding tempe telur daun singkong, telur dadar daun katuk dan roti goreng ayam sayur.
“Harapan kami ke depannya akan mengurangi angka gizi kurang untuk balita di Puskesmas Jumo dan bisa mencegah kasus stunting baru,” imbuhnya.
Perwakilan kader desa Sukomarto, Ibadatun Nafiah (34) mengatakan, di desanya terdapat 2 anak tergolong stunted, karena tinggi badan anak masih di bawah standar. Meskipun demikian, angka stunted masih bisa ditekan dengan rutin memberikan makanan tambahan yang kandungan gizinya sudah diatur.
Sedangkan perwakilan kader Desa Ketitang, Trimah (43) menegaskan, di desanya tidak ada anak yang terindikasi stunting, karena penyuluhan kepada ibu hamil di desanya sudah dilakukan sejak lama.
“Alasan saya mengikuti kegiatan ini, karena saya juga merupakan kader Posyandu, jadi kita harus memantau perkembangan tumbuh balita. Jadi itu bisa menambah pengetahuan saya sebagai ibu kader,” ungkap Trimah.
“Tujuan saya mengikuti pelatihan, pertama menambah pengetahuan saya tentang pemberian makanan bergizi untuk ibu hamil dan anak balita. Dan yang kedua, saya bisa menularkan kepada teman-teman saya yang punya balita, ibu-ibu hamil supaya bisa memilih makanan yang lebih sehat untuk dikonsumsi anak maupun ibu hamil,” timpal Ibadatun Nafiah.
Keduanya berpendapat, kegiatan tersebut sangat penting, karena ada simulasi dan praktik.
Mereka bisa mempraktikan langsung dan menularkan ke teman-teman kader yang lain. (MC TMG/Chy;Ekp;Ysf) .