Bantu Bencana, Disabililitas Intelektual BBRSPDI Kreasikan Batik
Ket [Foto]:

Bantu Bencana, Disabililitas Intelektual BBRSPDI Kreasikan Batik

Temanggung, MediaCenter – Bencana gempa bumi dan tsunami yang menimpa saudara-saudara di wilayah Palu dan Donggala menjadi keprihatinan semua elemen masyarakat. Bahkan penyandang disabilitas intelektual sengaja membuat batik ciprat bermotif Pulau Sulawesi untuk dilelang dan hasilnya akan disumbangkan kepada para korban bencana.

Pembuatan batik motif khusus ini merupakan inisiatif dari para Penerima Manfaat (PM) Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini di Temanggung pada peringatan Hari Batik Nasional, Senin (1/10).

Salah seorang penyandang disabilitas intelektual Aditya Dwi Saputra, yang merupakan satu diantara ratusan PM BBRSPDI Kartini di Temanggung yang dilatih membatik secara khusus dibawah asuhan tenaga ahli batik menyampaikan niatnya. "Ini untuk korban gempa di Sulawesi," tutur Adit (25) sembari terus melukiskan canting di atas lembaran katun Jepang.

Selaku Kepala BBRSPDI Temanggung, Murhardjani menjelaskan dalam wawancara, bahwa selain 150 PM reguler yang ada di BBRSPDI, membatik juga diajarkan kepada 355 penerima manfaat dari program Sheltered Workshop Peduli yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. Program Sheltered Workshop Peduli adalah program pelatihan ketrampilan bagi penyandang disabilitas berbasis komunitas.

"Dari satu atau beberapa desa penyandang disabilitas ini dikumpulkan, lalu diajari ketrampilan membatik," ujar Murhardjani 

Pada peringatan Hari Batik Nasional tahun ini yang jatuh pada tanggal 2 Oktober ini, BBRSPDI ingin berperan serta untuk menunjukkan sumbangsihnya pada warisan budaya yang telah dikukuhkan oleh UNESCO ini.

Selain sumbangsih dalam bentuk pelatihan batik yang masuk kurikulum resmi lembaga dibawah Kementerian Sosial ini, BBRSPDI juga memberikan sumbangsih dengan memperkaya corak batik ciprat. "Mereka (PM) memiliki keterbatasan intelektual, motif batik ciprat ini adalah motif yang paling sederhana dan paling mudah untuk dipelajari," tambah Ambarina.

Wakil Bupati Temanggung, Heri Ibnu Wibowo melihat potensi ini mengaku terkejut dan haru. Sebagai penyandang disabilitas intelektual yang selama ini banyak dipandang sebelah mata mampu dilatih untuk membuat batik yang merupakan ketrampilan cukup sulit. Menurutnya, pihaknya merasa penting untuk turut terlibat dalam pengembangan dan pemasaran produknya.

"Kami pemerintah daerah sangat bangga dan apresiasi dengan ini. Saya salut dan siap untuk mendukung," katanya sembari turut serta membuat corak batik bersama para PM BBRSPDI.

Senada dengan itu, pada wawancara dengan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Temanggung, Ronny Nurhastuti mengaku siap menjembatani hasil produk batik ciprat dengan pasar. Salah satunya melalui event Temanggung Fair yang akan menyediakan space khusus bagi produk disabilitas untuk dilelang. "Pada awal dan akhir kegiatan kami siapkan secara khusus untuk mempromosikan serta memasarkan produk batik ciprat karya penyandang disabilitas intelektual BBRSPDI," tandasnya. (MC TMG/Penulis, Foto: Agung Editor: Ekape )

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook