Petani Butuhkan Teknologi Untuk Perbaiki Kualitas Kopi
Ket [Foto]:

Petani Butuhkan Teknologi Untuk Perbaiki Kualitas Kopi

Temanggung, MediaCenter — Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan ( Dintanpangan) Kabupaten Temanggung menyebutkan bahwa dalam meningkatkan kualitas pada produksi kopi sangat dibutuhkan penyerapan alat maupun fasilitas yang mendukung. 
Kepala Dintanpangan Kabupaten Temanggung, Masrik Amin menyebutkan kualitas kopi di Temanggung utamanya di Desa Gesing,Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung ini sudah sangat bagus. Bahkan pada tahun 2017 lalu kopi Gesing mendapat juara kopi terbaik tingkat nasional. 
Namun, sampai saat ini petani kopi di Desa Gesing masih mengalami berbagai kendala, seperti tidak mempunyai alat untuk penggerek penyakit pada buah kopi. Selain itu juga tidak mempunyai alat penyortir buah kopi dan gudang penyimpanan. 
Masrik menyebutkan faktor — faktor tersebut sangat mempengaruhi kualitas dan juga harga kopi di Temanggung. “Ketika panen barang banyak sekali tapi nanti setelah dua bulan barang sudah nggak ada akhirnya di jual agak murah karena kualitas tadi kaitannya dengan kadar air, dan petani nggak bisa nyimpen, nggak punya gudang, padahal kebutuhan kopi itu satu tahun tahunya minum kopi terus”, ungkap Masrik saat di temui di acara Field Day Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) OPT Kopi di Dusun Jentan, Desa Gesing, Kandangan Temanggung, Kamis (13/9). 
Masrik menuturkan ketika terdapat mesin pengering dan juga gudang, nantinya musim panen kopi akan lebih terkendali untuk penjualannya sendiri. “peminum kopi itu kan tahunya setahun ada kopi terus, nanti barangkali kalau sudah ada mesin pengering, pengeringan sempurna kemudian kita menyediakan gudang — gudang tiap bulan pengeluaran kopi itu bisa keluar sesuai dengan kebutuhan, tidak begitu panen, habis panen langsung habis”, tambah Masrik. 
Ia juga menyebutkan adapun kualitas yang terjadi saat ini sangat mempengaruhi harga penjualan. Harga Green Bean robusta hanya dihargai Rp.22.000,- per kilogramnya, sedangkan di pasar internasional telah mencapai Rp.54.000,-. Sedangkan untuk Arabika sendiri di pasar internasional mencapai harga Rp.125.000,-perkilogramnya. 
Dalam hal ini tentunya harus ada kerjasama yang baik antara pemerintah dan petani dalam menciptakan kualitas dan harga kopi yang tinggi. Terkait hal tersebut Masrik menghimbau kepada para kelompok tani yang mengikuti acara field day tersebut agar acara ini dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga para kelompok tani bisa menyampaikan kendala — kendala yang sering mereka hadapi dalam diskusi yang dilakukan. (MC TMG / Penulis ; Ria / Foto ; Agung / Editor :EJP)
 

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook