Gelar Rakoord TKPKD, Pj. Bupati: Optimis Wujudkan Akselerasi Percepatan Penurunan Angka Kemiskinan
Ket [Foto]: Gelar Rakoord TKPKD, Pj. Bupati: Optimis Wujudkan Akselerasi Percepatan Penurunan Angka Kemiskinan

Gelar Rakoord TKPKD, Pj. Bupati: Optimis Wujudkan Akselerasi Percepatan Penurunan Angka Kemiskinan

Temanggung, MediaCenter - Pj. Bupati Temanggung, Hary Agung Prabowo bersama Asisten I, Asisten III, dan segenap jajaran Perangkat Daerah tingkat Kecamatan hadir mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) yang berlangsung di Aula Progo, Kantor Bappeda Temanggung, Rabu (24/7/2024) siang. 

Dalam sambutannya, Pj. Bupati menyampaikan, bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Temanggung pada tahun 2024 berada di angka 8,67%, mengalami penurunan 0,59 % dari tahun sebelumnya, yakni 9,26%. 

“Alhamdullilah, tahun ini berdasarkan hasil surat dari BPS (Badan Pusat Statistik), jadi kemiskinan kita mengalami penurunan 0,59 persen dari angka 9,26 persen menjadi 8,67 persen, " jelasnya.

Pj. Bupati juga mengatakan, bahwa penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Temanggung dari 78.000 menjadi 62.000 ini  merupakan hal yang luar biasa. 

“Alhamdulillahnya lagi, Kabupaten Temanggung menjadi urutan ke-13 se-Jawa Tengah dan ke-2 di Purwomanggung. Sehingga kedepannya kita akan turunkan kembali angka kemiskinannya," tandas Pj. Bupati.

Selain angka kemiskinan secara umum yang turun, kemiskinan ekstrem di Kabupaten Temanggung juga mengalami penurunan dengan presentase yang signifikan.

“Kemiskinan ekstrem kita ini turun dari 0,89 persen menjadi 0,33 persen, angkanya kurang lebih 2.850 jiwa. Langkah-langkah yang dilakukan, yang pertama, bahwa kita sudah melakukan percepatan melalui berbagai program kegiatan termasuk RTLH, termasuk pemberdayaan masyarakat, termasuk UMKM dan sebagainya,” pungkas Pj.Bupati.


Kepala Bappeda Temanggung, Dwi Sukarmei menambahkan, ada delapan faktor yang mempengaruhi kemiskinan esktrem, salah satunya ialah pendapatan per individu tidak lebih dari Rp 11.000 per hari. Kedua, masih adanya pelayanan sanitasi yang minim. Ketiga, masih kurangnya layanan air bersih yang ada. 

Selebihnya adalah banyaknya masyarakat dengan tingkat pendidikan lulusan SD atau bahkan tidak lulus sekolah. Faktor terakhir adalah masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai buruh atau cenderung ke pengangguran.

“Kita punya tiga strategi penanggulangan untuk mengatasi ini semua. Pertama, kita mengurangi  beban pengeluaran dan peningkatan pendapatan. Tetap harus ada kegiatan-kegiatan yang membantu biaya sekolah atau masyarakat miskin," tambahnya. (nin;sw;ekp)

Gelar Rakoord TKPKD, Pj. Bupati: Optimis Wujudkan Akselerasi Percepatan Penurunan Angka Kemiskinan
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook