Kasus DBD Melandai, Warga Tetap Harus Waspada
Ket [Foto]: Kasus DBD Melandai, Warga Tetap Harus Waspada

Kasus DBD Melandai, Warga Tetap Harus Waspada

Temanggung, Media Center - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Temanggung masih terus bertambah, meski tidak menanjak seperti dalam beberapa waktu lalu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung dr Sarjana mengatakan, kasus DBD dalam beberapa waktu terakhir cenderung melandai dan tidak banyak di banding beberapa minggu lalu. 

"Saat ini masih ada kasus DBD, pasien yang masih dalam pemantauan Dinkes sekitar dua. Yang lainnya telah sembuh," kata dr Sarjana, Rabu (24/7/2024) di Temanggung.

Ia mengemukakan, berdasar catatan Dinkes, ditemukan sebanyak 1320 kasus Demam Berdarah Dengue dan 39 diantaranya adalah Demam Berdarah, sedang sisanya adalah Demam Dengue. Dijelaskan olehnya, peningkatan kasus DBD di Temanggung berkaitan dengan suhu udara yang mendukung perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, serta hujan yang turun dan menggenang sebagai tempat nyamuk bertelur. 

"Udara yang hangat membuat telur-telur nyaman menetas dan berkembang," katanya.

Peningkatan kasus DBD, tidak hanya di Temanggung, namun juga di kabupaten/kota lain di Jawa Tengah, bahkan di Indonesia. Di Jateng, Temanggung termasuk yang terendah dengan menduduki nomor 30. 

Ditambahkan oleh dr. Sarjana, pencegahan serangan DBD yang paling efektif dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air. 

"Selain itu mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia," jelasnya.

Tindakan tersebut, juga harus ditambah kegiatan menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dan menggunakan obat anti nyamuk.

"Perlu pula melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama dan meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup," imbuhnya. 

Selain itu, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar. 

Gejala DBD umumnya ditandai dengan demam tinggi hingga 39 derajat Celcius. Kondisi ini akan bertahan selama 2-7 hari, setelah itu mengalami penurunan drastis. Selain demam tinggi, ada pula beberapa tanda dan gejala DBD, yaitu sakit kepala, mual hingga muntah, nyeri di belakang mata, tulang, dan otot, muncul ruam kulit atau bercak kemerahan di kulit, radang tenggorokan yang diiringi dengan sulit menelan dan minum

Setelah itu, gejala awal demam berdarah biasanya diikuti dengan gejala tambahan yang menandakan virus sudah mulai menjalar ke seluruh tubuh dan menyebabkan peradangan, seperti mimisan, gusi berdarah, BAB berwarna hitam atau gelap, dan muntah darah.

Begitu muncul gejala tersebut, akan memasuki fase kritis selama 2-3 hari. Di fase ini, banyak orang yang menyangka sudah sembuh, karena demam tinggi tadi sudah menurun, rasa sakit di tubuh mulai berkurang, dan menghilangnya beberapa gejala tambahan. Padahal, fase ini harus diwaspadai, karena bisa menyebabkan Dengue Shock Syndrome (DSS) yang bisa sangat berbahaya, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.

Penanganan cepat dan tepat merupakan kunci dari penanganan demam berdarah. Pasalnya, komplikasi demam berdarah sangat berbahaya, bahkan bisa berujung kepada kematian. Berikut yang wajib diwaspadai dari komplikasi demam berdarah dengue adalah:

1. Pendarahan
Ditandai dengan gusi berdarah, mimisan, muntah hitam, perdarahan di bawah kulit, batuk darah, dan buang air dengan feses warna hitam atau merah pekat.

2. Dengue Shock Syndrome (DSS)
Dengue Shock Syndrome ditandai dengan gejala dehidrasi, bradikardia, hipotensi, pupil mata melebar, napas tidak teratur, kulit pucat, dan keringat dingin.

3. Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut, umumnya terjadi pada fase terminal sebagai akibat dari syok yang tidak tertangani dengan baik. Diuresis merupakan parameter yang penting dan mudah dikerjakan, untuk mengetahui apakah syok telah teratasi. Diuresis diusahakan > 1 ml/Kg BB per jam.

4. Ensefalopati Dengue

Ensefalopati dengue, dapat terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada demam berdarah yang tidak disertai syok. Pada ensefalopati dengue, kesadaran pasien menurun menjadi apatis atau somnolen.

5. Edema Paru

Edema paru, merupakan komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat dari pemberian cairan yang berlebihan.
Jika tidak segera ditangani, penderita berisiko mengalami gangguan fungsi organ tubuh, bahkan bisa menyebabkan kematian. (Aiz;Ekp)

Kasus DBD Melandai, Warga Tetap Harus Waspada
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook