Adhidaya Kopi Gemawang Adhikari, Festival Sambut Panen Kopi
Ket [Foto]: Suasana Festival Petik Kopi dengan tema Adhidaya Kopi Gemawang Adhikari

Adhidaya Kopi Gemawang Adhikari, Festival Sambut Panen Kopi

Temanggung, Media Center – Pj. Bupati Hary Agung Prabowo bersama jajaran Forkopimda Temanggung memanen secara langsung biji merah kopi jenis Robusta asli Gemawang pada gelaran Festival Petik Kopi dengan tema “Adhidaya Kopi Gemawang Adhikari” dalam rangka menyambut panen kopi, yang bertempat di komplek Pasar Kopen Gemawang, Temanggung, Rabu (26/06/2024) pagi.

Selain memanen biji merah kopi Robusta Gemawang, Pj. Bupati Hary Agung bersama Forkopimda Temanggung juga berkesempatan makan bersama atau “kembul bujono”, serta berdialog aktif dengan masyarakat setempat.

Selanjutnya, Festival Petik Kopi merupakan festival tahunan dalam rangka mengawali panen kopi. Prosesi petik kopi dilakukan oleh perwakilan dari delapan desa di Kecamatan Gemawang. Hal ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur atas berkat yang dilimpahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. 

“Festival ini rutin dilakukan setiap tahun. Tahun ini petik merah dilakukan oleh perwakilan perangkat dari delapan desa di Kecamatan Gemawang,” ujar Tukiran, salah satu perangkat Desa Muncar. 

Festival ini dimeriahkan dengan Tari Cucuk Lampah yang diiringi pembacaan rangkaian acara oleh seorang Condro menggunakan Basa Jawa Kawi. Cucuk Lampah ditarikan di sepanjang jalur yang akan dilalui oleh seluruh partisipan dalam rangkaian festival. 

“Acaranya diawali dengan Tari Cucuk Lampah dibarengi pembacaan rangkaian kegiatan dalam Basa Jawa Kawi,” tutur Sugiyono, salah satu panitia Festival Petik Kopi.

Dalam sambutannya, Pj. Bupati Hary Agung mengungkapkan, bahwa harga kopi akan meningkat apabila petani memetik kopi tepat pada waktunya. Harga kopi produksi Gemawang, yaitu kopi Robusta, saat ini sedang mengalami peningkatan pesat di angka 80-100 ribu rupiah.  

“Saya yakin harga kopi akan meningkat kalau petik merah, karena pemasok kopi dari negara lain, seperti Brazil dan Vietnam sedang mengalami permasalahan, sehingga kuantitas panennya hanya sedikit. Tahun ini harga Robusta mengalami kenaikan secara luar biasa, menyentuh angka 80-100 ribu,” ucapnya. 

“Budaya pertanian petik merah harus dilestarikan, agar kualitas kopi yang dihasilkan tinggi dan kelasnya premium. Dengan ini, hasil panen kopi tidak hanya bermanfaat bagi petani, tetapi juga untuk perkembangan UMKM,” tambah Pj. Bupati dalam sambutannya pada Festival Kopi tersebut. 

Kopi Temanggung merupakan jenis kopi berkualitas premium. Oleh karena itu, pemerintah menggalakkan program Petik Merah untuk menghasilkan kopi yang berkualitas premium dengan harga jual kopi yang tinggi. 

“Bagaimanapun harga pasar, petani harus melakukan petik merah, bukan petik hijau. Petik merah akan menjaga kualitas, hal ini dikembangkan karena Kopi Temanggung kualitasnya premium,” imbaunya. 

Selanjutnya, Pj. Bupati menegaskan kepada petani kopi Robusta untuk selalu menjaga kualitas kopi dengan melaksanakan petik merah demi kesejahteraan petani.

Camat Gemawang, Bambang Rakhmat Hartono menambahkan, kegiatan ini menyumbang manfaat bagi kecamatan Gemawang berupa batu loncatan bagi budidaya dan pengelolaan kopi agar dapat menjadi tulang punggung, mata pencaharian, serta ikon Kecamatan Gemawang. 

“Kegiatan dapat bermanfaat bagi kami, sekaligus menjadi doa bagi Kecamatan Gemawang di budidaya kopi dan pengelolaannya, sehingga kopi bisa jadi tulang punggung, pencaharian, dan ikon di Gemawang sendiri,” ungkapnya. (mra;zay;wll;chy;ekp)

Suasana Festival Petik Kopi dengan tema Adhidaya Kopi Gemawang Adhikari
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook