Temangung, MediaCenter – Dalam rangka memperingati milad ke-40 tahun, SMK Swadaya Temanggung menggelar berbagai kegiatan, salah satunya Swadaya Carnival Gebyar 1.600 Penari Payung dengan tema “Muda Berkarya, Membawa SMK Swadaya Jaya” bertempat di Alon-Alon Temanggung, Rabu (17/01/2024) siang.

Ketua Yayasan SMK Swadaya Temanggung Muhasyim mengatakan, tari payung ini salah satu rangkaian milad ke-40 tahun dari tahun 1984 sampai 2024 dipusatkan di Alon-Alon Temanggung, supaya masyarakat ikut andil dan menikmati, baik itu Tari Warok dan Tari Idakep.

“Selama 40 tahun, banyak yang dihasilkan oleh SMK Swadaya, baik itu dari karyanya, maupun ke SDMnya, sehingga milad ini salah satu gelaran total kemampuan sekolahan yang bisa disaksikan oleh masyarakat,” katanya

Ia mengungkapkan, sesuai dengan visi dan misi SMK Swadaya, yaitu mencetak lulusan iman dan taqwa yang berwirausaha, berwawasan lingkungan dan memiliki sifat nasionalisme yang kuat agar bisa menyesuaikan dimanapun alumni berada.

“Saya berharap para lulusan alumni mampu mandiri, berintegritas tinggi juga berwirausaha yang didukung karakter yang kuat, sehingga dimanapun ada, ini menjadi suatu aset, baik itu lingkungan, maupun negara,” tutur Muhasyim

Guru seni tari dan juga Ketua Koordinator 1.600 tari, Satya Erik Wicaksono menyampaikan, sudah sejak Oktober sampai mendekati acara, tim penari sudah menyiapkan konsep koreografinya agar nanti di lapangan bisa sesuai dengan harapan, minimal tidak jauh dari selama ini latihan.

“Tari payung ini sudah kedua kalinya kita tampilkan, tetapi baru hari ini dalam skala banyak, hampir semua siswa ikut menari. Ada beberapa kesulitan, terutama penyampaian ke siswa, karena pemahaman pelatih yang disampaikan ke siswa satu dengan lainnya kadang berbeda dan ini menjadi tantangan tersendiri, mengingat 1.600 siswa itu tidak sedikit,” ungkapnya.

Salah satu siswa SMK Swadaya juga peserta tari 1.600 Clara Anindya menjelaskan, bahwa untuk proses tampil dan ikut tari ini butuh persiapan yang matang, baik itu dari segi fisik, maupun pikiran dan kostum agar hasilnya maksimal dan sukses acara miladnya.

“Saya mengambil tema pakaian peri kupu-kupu dengan memanfaatkan koran dan buku bekas, proses pembuatannya cukup mudah, karena sudah ada rangkanya, kemudian dibantu oleh teman-teman, hanya saja kesulitan dalam pengunaanya, karena harus jalan dari sekolahan, Setda, tugu jam sampai Alon-Alon cukup menguras tenaga, tetapi saya bangga menjadi salah satu bagian dari milad ini dengan berharap SMK Swadaya semakin maju, kreatif dan lebih baik lagi,”  pungkasnya. (MC.TMG/Tfa;Wll;Ekp).