Ket [Foto]: Lestarikan Warisan Leluhur Melalui Lokakarya dan Festival Mitos
Lestarikan Warisan Leluhur Melalui Lokakarya dan Festival Mitos
Temanggung, MediaCenter - Masyarakat Kabupaten Temanggung hidup dan tumbuh dengan banyaknya cerita rakyat dan mitos yang mengikuti. Namun, semua itu merupakan cerita tutur yang belum memiliki pengarsipan yang jelas dan hanya beredar turun temurun dari generasi ke generasi.
Berangkat dari keprihatinan ini, beberapa komunitas yang peduli dan tertarik dengan pelestarian cerita tutur ini menggagas sebuah gerakan yang kemudian dinamai Myths Weave Festival (MWF).
Gerakan ini didukung oleh Kemendikbudristek dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung.
Mitos dipilih sebagai obyek utama, karena mitos menjadi penting sebagai bagian dari perkembangan peradaban yang belum terjelaskan secara ilmiah. Dengan perkembangan teknologi dan penalaran yang ada, mitos menjadi semakin terjelaskan.
Rega Bagoes, Direktur MWF mengatakan, bahwa kegiatan ini selain bertujuan untuk pengarsipan, juga ingin menyampaikan mitos dengan media baru.
"Narasi-narasi yang terkumpul akan dijadikan sebuah alih seni yang dialih media secara baru dan menjadikannya jenis edukasi yang tidak membosankan," tuturnya, Jumat (15/9/2023).
Rangkaian kegiatannya akan diawali dengan diadakannya lokakarya mengenai riset, penguatan jejaring dan alih media, yang hasilnya nanti akan digelar dalam festival yang bisa disaksikan seluruh masyarakat.
"Sehingga melalui kegiatan ini, penyelenggara juga menyelipkan pesan edukasi, bahwa mitos merupakan penunjang peradaban dan sejarah yang belum terjelaskan secara metode. Maka, kelestariannya merupakan tanggung jawab bersama, karena mitos sebagai cerita tutur lisan menjadi salah satu objek pemajuan kebudayaan," imbuhnya.
Adapun lokakarya akan diselenggarakan 15-16 September 2023 di Gedung Dwija Bakti, Kedu, dengan peserta komunitas, penggiat seni budaya dan tokoh daerah setempat.
Narasumber yang akan mengisi materi adalah sebagai berikut:
1. Didik Nini Thowok, seorang penari profesional, yang akan memberikan materi tentang Alih Media Tari;
2. Agni Malagina, jurnalis National Geographic, memberikan materi Riset dan Penulisan yang Berbasis Tutur Lisan;
3. Ahmad Khoirudin, Kurator Pekan Kebudayaan Nasional, memberikan materi tentang Perluasan Jejaring Komunitas dalam Festival;
4. Rega Bagoes, Direktur Myths Weave Festival, memberikan materi tentang Riset dan Penulisan Makukuhan.
Sedangkan Festival rencananya akan diselenggarakan sebagai output dari alih media cerita tutur lisan dalam wujud pagelaran berbagai bentuk produk kesenian.
"Beberapa yang akan ditampilkan adalah wayang kedu dengan dalang anak, penampilan musik, tarian jaran kepang dan Pagelaran Makukuhan.
Dilaksanakan pada tanggal 6-7 Oktober 2023, bertempat di Lapangan Voli Jragan, Lingkungan Tengon, Jragan, Kecamatan Tembarak.
Acara ini terbuka untuk umum dan diharapkan masyarakat bisa menikmati mitos dengan ringan, riang dan menyenangkan," tandasnya. (MC.TMG/sry;ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook