Perlu Keterlibatan Semua Pihak Turunkan Angka Stunting di Temanggung
Ket [Foto]: Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Khabib Mualim

Perlu Keterlibatan Semua Pihak Turunkan Angka Stunting di Temanggung

Temanggung, Media Center - Pemerintah Kabupaten Temanggung berhasil menurunkan angka stunting. Penelitian terbaru angka stunting di kabupaten penghasil kopi ini sebesar 20 persen, atau turun 10 persen dari yang sebelumnya 30 persen.

Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Khabib Mualim mengatakan, prestasi menurunkan angka stunting 10 persen bukanlah hal mudah. 

"Diperlukan keterlibatan semua pihak untuk menurunkan angka stunting. Baik dari pemerintah, internal Pemkab Temanggung, organisasi masyarakat, maupun masyarakat luas," katanya Jumat (18/3/2022) di Temanggung.

Khabib yang sebelumnya menjabat Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung itu menyampaikan bahwa penanganan stunting harus fokus dengan dikeroyok semua pihak. 

"Kesadaran dari masyarakat yang menjadi sasaran harus pula terjadi, sebab mereka yang ditangani," imbuhnya.

Penanganan stunting, mulai dari mencegah hingga perlakuan pada anak yang stunting, serta pada anak paska stunting.  Khabib mengatakan, khusus untuk penanganan stunting, DP3AP2KB membentuk tim Pendamping Keluarga (TPK), yang dalam satu tim terdiri dari tiga orang, yakni bidan desa atau bidan pembina desa, kader PKK dan kader KB. 

"Di Temanggung terdapat 609 TPK, sehingga total orang yang menjadi TPK ada 1.827 orang yang tersebar di 289 desa/kelurahan," terangnya. 

Pada anak yang stunting, mendapat penanganan khusus, seperti pemberian bantuan gizi tambahan, penanganan medis, pengetahuan dalam pola asuh anak dan bantuan peningkatan kesehteraan. 

"Ini melibatkan instansi dan lembaga lain, sehingga ditangani secara bersama-sama, bergotong royong," ungkapnya.

Dikatakan, fungsi TKP adalah memberikan pendampingan dan edukasi pada kelompok sasaran, yaitu mulai calon pengantin, ibu hamil, ibu bersalin dan ibu yang mempunyai bayi yang berusia dua tahun. Ibu bersalin perlu pendampingan, agar mengikuti program kesehatan, secara dini memberikan ASI eksklusif agar bayi tidak stunting dan juga memberikan perencanaan keluarga berencana.

"Pendampingan juga pada pola makan dan asuh," tambahnya.

Ditambahkan olehnya, pendampingan juga pada remaja, yakni upaya agar mereka merencanakan perkawinan sejak dini, tidak masuk dalam seks bebas, terjauh dari paparan HIV dan penyalahgunaan narkotika. 

"Perkawinan harus betul-betul setelah siap, baik fisik, mental, psikologis, dan ekonomi," tegasnya. 

DP3AP2KB bersama elemen masyarakat lain juga menggencarkan kampanye untuk bina keluarga. Kampanye ini seperti pemasangan banner di lokasi strategis di kecamatan-kecamatan yang ada. Selain itu menggelar talk show di media elektronik, serta memanfaatkan media sosial yang ada.

"Kampanye ini berisi stop pernikahan dini atau  pernikahan remaja, pencegahan stunting dan bersama percepatan penanganan stunting," tegasnya.

Kader yang ada di desa dan RW turut pula dalam penyuluhan bina keluarga untuk memberikan penyadaran pada masyarakat pada remaja, terutama pasangan usia subur dalam perencanaan keluarga. (MC.TMG/aiz;ekp)

Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Khabib Mualim
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook