Ket [Foto]: Ilustrasi pelaku usaha travel.
Pendapatan Pengusaha Travel Anjlok Selama Pandemi
Temanggung, MediaCenter - Sejumlah pelaku usaha travel dan wisata di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengalami penurunan pendapatan hingga 90 persen selama pandemi Covid-19.
Mereka terpaksa menjual aset yang dimiliki demi bisa bertahan hidup.
Abeng, salah seorang pengusaha travel mengatakan dirinya terpaksa menjual lima unit kendaraan yang merupakan aset perusahaan. Hal itu ia lakukan, karena pendapatannya berkurang lebih dari 90 persen selama 1,5 tahun pandemi Covid-19. Hasil penjualan aset tersebut menurut Abeng digunakan untuk membayar gaji pegawai dan biaya operasional agen sehari-hari.
"Sekarang hampir tidak ada pendapatan sama sekali, karena angkutan wisata sudah tidak beroperasi sama sekali sejak pandemi. Hanya angkutan penumpang umum dari travel, tapi penghasilannya sangat kecil," tutur Abeng, Jumat (25/6/2021), di Temanggung.
Doni, salah seorang agen wisata di daerah Banyuurip, Temanggung, mengaku dirinya terpaksa harus berjualan snack dan makanan demi bisa bertahan hidup. Pasalnya sejak pandemi angkutan wisata sudah tidak beroperasi sama sekali.
"Saya tidak sampai jual aset perusahaan. Tapi sekarang jualan snack dan menerima katering makanan agar bisa bertahan hidup, karena bus wisata sudah tidak beroperasi sejak pandemi," katanya.
Wahid, salah seorang pengemudi travel jurusan Semarang - Purwokerto mengaku sempat tidak bekerja beberapa bulan di awal pandemi. Karenanya ia dan keluarga kesulitan keuangan. Padahal dari tempatnya tinggal di daerah Magelang tidak ada bantuan sosial dari pemerintah untuk pengemudi travel.
"Saya sempat menggadaikan kendaraan agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga, karena memang tidak ada penghasilan," katanya.
Belakangan Wahid sudah mulai bekerja lagi mengangkut penumpang dengan sistem sewa kendaraan. Akan tetapi karena belakangan sepi penumpang, maka ia kerap menombok biaya operasional kendaraan. Selain itu penghasilan yang didapatnya dari mengemudi travel juga berkurang drastis.
"Kalau dulu sebelum pandemi, sekali jalan mengangkut penumpang bisa dapat sampai Rp 400 ribu. Sekarang paling banyak Rp 100 ribu. Itu pun sering menombok kalau penumpang sepi," katanya. (MC.TMG/ts;ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook