Ket [Foto]: Permintaan gula aren meningkat 3 kali lipat menjelang puasa.
Jelang Bulan Puasa Permintaan Gula Aren Meningkat
Temanggung, Media Center- Menjelang Bulan Puasa, permintaan gula aren di Dusun Kluwung, Desa Kemiriombo, Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung meningkat tajam hingga tiga kali lipat dibanding hari biasa, meningkatnya permintaan gula aren tersebut membuat para pengrajin kuwalahan, karena terkendala minimnya bahan baku.
Seperti yang diakui Romlah (41) yang ditemui Media Center Temanggung, Sabtu (28/3/2021), menjelang puasa seperti ini permintaan gula aren meningkat 3 kali lipat, jika biasa hanya 5 kg perhari, kini bisa mencapai 15 hingga 20 kilo perhari.
“ Biasanya hanya 5 kilo permintaan, tapi sekarang bisa mencapai 15 hingga 20 kilo, kita sering kuwalahan, harus cari-cari di tempat lain, tapi biasanya juga tidak ada, jadi kita kirim ke pasar seadanya barang,” katanya.
Minimnya produksi gula aren, karena faktor minimnya air nira dari pohon aren, dalam sehari air nira sebagai bahan baku gula aren hanya bisa memproduksi 5 kilo gula aren.
“ Musim penghujan seperti ini air nira sadapan cuma sedikit, paling cuma bisa buat lima kilo gula aren , kalau musin panas bisa lebih karena sadapan air nira juga banyak,” terangnya.
Ditambahkannya, tingginya permintaan membuat harga gula aren dipasaran ikut naik, jika normalnya hanya 15 ribu perkilo kini naik 17 ribu rupiah perkilo, bahkan bisa mencapai 20 ribu perkilo .
Sementara itu kadus Dusun Kluwung , Suchafif Nur Rochman yang ditemui ditempat yang sama mengatakan, salah satu alasan tingginya permintaan gula aren dari dusunnya karena gula aren Dusun Kluwung sangat murni tanpa ada campuran bahan-bahan lain, sehingga rasa manis alaminya lebih disukai konsumen.
“Gula aren disini alami, tanpa tambahan bahan lain, seperti gula pasir atau bahan-bahan kimia lainnya, jadi lebih enak dan alami,“ katanya.
Di dusunnya hampir 70 persen kepala keluarga adalah pengrajin gula aren, yang hasilnya sudah dipasarkan di dalam dan luar Kabupaten Temanggung seperti Semarang, Yogyakarta dan sejumlah kota-kota lain di Pulau Jawa.
“Gula aren sudah menjadi usaha turun-temurun, hampir semua kepala keluarga memiliki usaha gula aren, mungkin karena pohon aren disini sangat banyak, jadi bisa dimanfaatkan oleh warga,” pungkasnya. (MC TMG/Bima;Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook