Ket [Foto]: Penandatanganan kerjasama antara Pemkab Temanggung dengan Poltekkes Semarang , untuk mengatasi masalah balita caries dan stunting di Kecamatan Gemawang, Senin (1/3/2021).
Kasus Stunting Jadi PR Pemkab Temanggung 2021
Temanggung, MediaCenter - Kasus stunting atau Balita pendek di Kabupaten Temanggung mengalami kenaikan pada 2020-2021. Hingga kini, total kasus Balita yang mengalami stunting mencapai 7.143 anak.
Jumlah ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung agar bisa menekan angka kasus stunting dengan pola pencegahan sedini mungkin. Khususnya bagi wilayah yang terdapat kasus cukup tinggi, seperti contoh Kecamatan Gemawang.
Wakil Bupati Temanggung, Heri Ibnu Wibowo mengatakan, PR Pemkab Temanggung yang tidak kalah penting saat ini melakukan pencegahan agar anak dilahirkan dalam keadaan normal tanpa kekurangan fisik. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan generasi bangsa yang unggul dan berkemampuan tinggi dan cerdas.
"Kami sambut baik program dari Poltekkes Kemenkes Semarang ini untuk menekan angka stunting di Temanggung. Karena stunting masih menjadi PR khusus Pemerintah Temanggung, khususnya di Kecamatan Gemawang dengan kasus yang cukup tinggi," terangnya di Temanggung, Senin (1/3/2021).
Menurut Wabup, upaya mencegah terjadinya stunting menjadi penting untuk menjaga generasi yang unggul. Baik dalam bidang pertumbuhan fisik maupun intelegensi anak.
Dimulai dari tingkat kesadaran masyarakat untuk memberikan asupan gizi dan protein yang mumpuni saat hamil dan pasca melahirkan dan memperhatikan pola makan agar pertumbuhan anak dari dalam kandungan hingga setelah dilahirkan bisa maksimal.
"Tingkat kesadaran masyarakat Temanggung yang masih kurang dalam mengonsumsi makanan kaya protein dan gizi. Sehingga pertumbuhan anak tidak terjaga dan cenderung terhambat. Makanya sasaran utamanya ibu hamil untuk menjaga kualitas calon anak yang bakal dilahirkan, " kata Wabup.
"Ini tugas kader dan petugas kesehatan setempat untuk mengingatkan dan memantau, termasuk kesehatan gigi dan mulutnya. Harus terus berjalan ditingkat kecamatan ataupun desa," imbuhnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Temanggung, Khabib Mualim menjelaskan, dari total 7.143 kasus stunting tingkat kabupaten, sebanyak 384 kasus terjadi di Kecamatan Gemawang. Jumlah ini menempatkan Gemawang menjadi daerah dengan kasus stunting tertinggi di Temanggung.
Selain pencegahan, perlu ada upaya menyembuhkan Balita yang sudah terkena stunting dengan memberikan nutrisi dan gizi maksimal dan seimbang untuk menunjang pertumbuhan fisik dan kecerdasannya.
"Yang tak kalah penting itu perhatian orangtua. Anak diasuh orangtua dengan anak diasuh orang lain akan berbeda. Baru kemudian diperhatikan asupan gizinya, lingkungannya, dan kesehatan mulut agar asupan makanan yang masuk bisa dicerna dengan maksimal," terangnya.
Menurut Khabib, beberapa faktor penting untuk mencegah terjadinya stunting adalah, menjaga nutrisi makanan ibu hamil, menjaga pola makan ibu hamil dan anak, serta meperhatikan asupan gizi makanannya.
Semua itu setidaknya bisa diperhatikan dalam kurun waktu 1.000 hari, terhitung 1 tahun dalam kandungan dan 2 tahun setelah dilahirkan.
"Termasuk pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada bayi, tidak boleh kurang," tuturnya.
Selain itu, kata Khabib, pengentasan angka stunting tidak bisa dilakukan hanya ketergantungan tim medis. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat perlu ditumbuhkan untuk membantu penyediaan pangan yang kaya gizi dan protein. Karena jika terlambat penanganan dalam waktu 1.000 hari, anak yang mengalami stunting akan sulit disembuhkan.
"Dengan pengetahuan dan pendampingan dari kader kesehatan, bisa menghindarkan terjadinya ibu hamil dalam kondisi Kekurangan Energi Kronik (KEK). Bisa juga rutin periksakan kandungan minimal 4 kali, dan rutin mengikuti Posyandu," terangnya.
Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat program pengembangan desa sehat 2021 ini, Poltekkes Kemenkes Semarang menerjunkan 15 orang untuk membantu penanganan kasus stunting di Kecamatan Gemawang. Selama 8 bulan kedepan, tim akan merangkul kader kesehatan tingkat desa untuk diberdayakan dalam pendampingan gizi ibu hamil menuju batita bebas karies dan stunting.
Termasuk menyediakan kebutuhan garam zodium untuk ibu hamil dan anak selama fase perhatian dalam kandungan dan setelah dilahirkan.
Camat Gemawang, Marlini Tarigan mengatakan, dua desa dari 10 desa yang ada menjadi penyumbang kasus stunting tertinggi. Hal itu juga dipengaruhi oleh faktor kemampuan keluarga dengan separuh dari total penduduk Kecamatan Gemawang berada di bawah garis kemiskinan.
Ia berharap, kasus stunting di wilayahnya bisa ditekan, terlebih bisa dihilangkan untuk membantu persiapan taraf hidup anak lebih layak kedepan.
"Semua desa sudah menganggarkan dana untuk program pencegahan stunting. Kami siap menerima masukan dan inovasi semua pihak untuk membantu program ini," tuturnya.
Fitri Susanti (29) warga Gemawang mengatakan, perhatian orangtua kepada anak menjadi hal utama untuk kesehatan dan masa depan anak. Untuk mewujudkan itu, Fitri rutin melakukan pengecekan kesehatan anak ketiganya yang masih berusia di bawah 5 tahun.
Katanya, dengan pengecekan kesehatan minimal sebulan sekali di bidan atau fasilitas kesehatan, ia dapat mengukur pertumbuhan anak agar tetap optimal dan terjaga.
"Ini anak ketiga saya, biasanya rutin cek kesehatan ibu dan anak setiap bulan. Kalau untuk anak biasa dapat asupan gizi berupa bubur dan vitamin. Juga diukur berat badan dan tinggi badan anak," terangnya. (MC TMG/Sam;Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook