Ket [Foto]: Pemberian materi basic barista langsung didampingi oleh pemilik Betoro Coffee
Bawa Kopi Asli Temanggung ke Level Internasional dengan Belajar Noto Roso
Temanggung, MediaCenter – Betoro (Belajar Noto Roso) merupakan nama dari tempat pelatihan pengolahan kopi pra dan pasca panen yang berada di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung.
Pandu Seto Dewo Prabowo (30 th) pemilik Betoro Coffee yang merupakan seorang Barista Profesional asli Temanggung yang saat ini masih bekerja di Australia dan bersama timnya memutuskan membuka tempat pelatihan.
Alasannya membuka tempat pelatihan, yaitu untuk mengajarkan ilmu yang sudah didapatkannya dari negara tetangga, yaitu Australia agar bisa diterapkan di kota kelahirannya. Pelatihan yang diajarkan berupa sosialisasi dan cara mengolah kopi yang baik, sehingga cita rasa yang ada di dalam biji kopi bisa keluar dengan sempurna.
Ia menyulap salah satu ruangan untuk dijadikan workshop sekolah kopi dan siapapun dapat belajar meracik kopi yang baik dan benar, sehingga dapat memunculkan aroma kopi yang nikmat untuk disajikan.
Diketahui alasan Pandu kenapa sangat ingin belajar tetang kopi, yaitu karena pemilik Betoro ini menemukan cinta dan kehidupan dari kopi bersama orang tuanya, sehingga ia mendalami ilmu tentang kopi hingga ke Australia untuk bisa diterapkan di Indonesia, khususnya di tempat asalnya.
“Dari pra panen terus ke pasca panennya, seperti proses fermentasi dan teknik menjadi seorang barista yang professional itu semua saya pelajari, khususnya diteknik penyeduhannya,” ungkapnya saat ditemui Kamis (7/1/2021).
Pemilik Betoro tersebut menegaskan bahwa dalam seduh kopi sendiri harus ada kenyamanan terlebih dahulu. Maka dari itu Betoro mempunyai tag line “preliminary barista course” atau wadah untuk belajar kopi dari dasar. Materi yang diajarkan Betoro pun meliputi basic brewer dan basic barista. Selain itu, apabila ada orang yang menginginkan pembelajaran secara privat, ia bersama tim siap untuk mendampingi dengan jadwal yang bisa disesuaikan.
“Bukan sekolah kopi, tapi lebih tepatnya wadah untuk belajar menata rasa. Jadi rasa dulu yang kita olah. Bagaimana sih membuat kopi tubruk yang memang benar dari awal sampai akhir,” ujar Pandu.
Tujuan lain dari Betoro, yaitu agar petani kopi di Temanggung bisa membranding kopinya sendiri dengan kualitas internasional, tetapi tidak meninggalkan cita rasa asli Temanggung. Pandu mencontohkan kopi dari Brasil yang sudah terkenal dikalangan pecinta kopi dunia. Brasil bisa membuat kopi seperti itu karena proses di sana mengikuti prosedur yang ada. Tidak hanya petik, kemas dan jual, tetapi harus dijaga juga dari sisi kualitas dan kuantitas.
“Jadi ketika sudah punya rasa, sudah bisa mencicipi kopinya sendiri sebelum mencicipi kopinya orang lain, itulah yang ingin kami kasih pesan disitu,” imbuhnya.
Dengan iklim dan kontur tanah di Temanggung ini, Betoro sangat optimis bisa bersaing dengan produk kopi yang dihasilkan Brasil, dengan catatan sebelum dan sesudah panen kopi harus dilakukan sesuai prosedur, agar kualitas yang dihasilkan tetap terjaga. (MC TMG/Cahya;Ekape).
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook