Ket [Foto]: Presiden Joko Widodo saat meninjau fasilitas kapasitas produksi vaksin Covid-19 di Bio Farma, (11/8/2020). Foto: Setpres
Mengenal 6 Jenis Vaksin Covid-19 Pilihan
Presiden Joko Widodo menyampaikan sebuah kabar yang dinanti-nanti dan menggembirakan pada Rabu (16/12/2020). Melalui Youtube Sekretariat Kepresidenan, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa vaksin corona akan diberikan secara gratis kepada masyarakat Indonesia.
Presiden mengatakan, keputusan itu diambil setelah menimbang banyak hal. Di antaranya, kata dia, masukan dari masyarakat. "Setelah menerima banyak masukan masyarakat dan melakukan kalkulasi ulang, melakukan perhitungan ulang mengenai keuangan negara, dapat saya sampaikan bahwa vaksin Covid-19 untuk masyarakat adalah gratis," kata Presiden Jokowi. "Sekali lagi, gratis tidak dikenakan biaya sama sekali."
Pada kesempatan yang sama, Presiden menegaskan komitmennya untuk menjadi orang pertama yang akan memperoleh vaksin. "Saya ingin tegaskan lagi nanti saya yang akan menjadi penerima pertama, divaksin pertama kali," ucap Presiden Jokowi dalam jumpa pers virtual itu. Jokowi juga menyampaikan, sikap itu ditunjukkannya demi memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada masyarakat atas keamanan vaksin corona yang ada di Indonesia.
Enam Jenis Vaksin
Pemerintah telah menetapkan enam vaksin Covid-19 yang bakal digunakan di Indonesia. Keputusan itu ditekan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada Kamis (3/12/2020). Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9.860 Tahun 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 ( Covid-19). Keenam jenis vaksin itu adalah:
1. Vaksin Merah Putih.
Vaksin Merah Putih merupakan hasil kerja sama antara BUMN PT. Bio Farma (Persero) dan Lembaga Eijkman Institute. Pemerintah berharap vaksin Merah Putih dapat selesai pada akhir 2021. Bio Farma juga menjalin kerja sama dengan perusahaan vaksin asal China, Sinovac Biotech.
2. AstraZeneca
Uji coba yang dilakukan AstraZeneca dan Universitas Oxford menunjukkan vaksin virus corona produksinya memiliki keefektifan rata-rata 70 persen. Saat ini uji coba pada 20.000 sukarelawan masih berlanjut. Vaksin AstraZeneca dianggap mudah didistribusikan karena tidak perlu disimpan pada suhu yang sangat dingin.
3. China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm).
Meski pengujian tahap akhir belum selesai, namun di China, kurang lebih satu juta orang telah disuntik menggunakan vaksin ini di bawah izin penggunaan darurat. Sebelum vaksin Sinopharm terbukti berhasil seluruhnya, vaksin hanya digunakan pada pejabat China, pelajar, dan pekerja yang bepergian. Pada September 2020, Uni Emirat Arab menjadi negara pertama di luar China yang menyetujui penggunaan vaksin ini.
4. Moderna
Moderna mengklaim vaksin produksinya memiliki efektivitas sebesar 94,5 persen. Pada akhir November lalu Moderna mengaku telah mengajukan izin penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 kepada regulator Amerika Serikat dan Eropa. Moderna meyakini vaksin buatannya telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan BPOM AS (FDA) untuk penggunaan darurat.
5. Pfizer Inc and BioNTech
Vaksin yang diproduksi Pfizer dan BioNTech telah mengajukan penggunaan darurat vaksin virus corona yang diproduksinya ke BPOM AS dan Eropa. Pada uji coba terakhir, 18 November 2020, mereka mengklaim 95 persen vaksinya efektif menangkal virus corona dan tidak menimbulkan risiko masalah keamanan.
6. Sinovac Biotech Ltd
CoronaVac saat ini memasuki uji coba fase 3. Sinovac melakukan uji coba terhadap vaksin buatannya di Brasil, Indonesia, hingga Bangladesh. Hasil awal, sebagaimana yang terbit di Science, pada monyet menunjukkan vaksin menghasilkan antibodi yang menetralkan 10 galur Sars-coV-2.
Sinovac, satu dari enam vaksin yang telah dipesan pemerintah Indonesia itu telah tiba di tanah air pada Minggu (6/12/2020). Ada 1,2 juta dosis yang datang pada kloter pertama ini. Sedangkan sisanya, 1,8 juta dosis akan datang pada Januari tahun depan. Indonesia menjadi salah satu negara menjadi tempat uji coba vaksin buatan China itu. Vaksin Sinovac kini sedang menyelesaikan uji klinisnya di Bandung, Jawa Barat.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, terdapat 107 juta penduduk yang menjadi target vaksinasi. Dari jumlah tersebut, diperkirakan sekitar 32 juta orang akan mendapatkannya secara gratis, Jumlah ini merupakan 34,24 persen dari 107 warga yang menjadi target vaksinasi. Artinya ada 75 juta orang harus melakukan vaksinasi sendiri alias membayar.
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan, prioritas penerima vaksin yang datang pertama ini untuk tenaga medis.
"Untuk vaksin kiriman pertama ini yang pertama akan mendapat sasaran adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang yang bekerja dalam fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan," katanya dalam konferensi pers melalui kanal YouTube FMB9ID_IKP, Senin (7/12/2020).
Namun untuk bisa dilakukan vaksinasi, menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9.860/2020, vaksin Covid-19 harus mendapatkan izin edar atau persetujuan penggunaan pada masa darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook