Usaha Pembuatan Atap Rumah Tetap Berjaya di Masa Pandemik
Ket [Foto]: Salah satu pekerja industri atap rumah di Kabupaten Temanggung melakukan pengecetan material atap.

Usaha Pembuatan Atap Rumah Tetap Berjaya di Masa Pandemik

Temanggung, MediaCenter - Usaha pembuatan atap rumah di Temanggung, Jawa Tengah tidak terpengaruh pandemi Korona. Permintaan berbagai jenis atap dari berbagai daerah sejauh ini cenderung tinggi, dengan volume pengiriman mencapai 1000 unit per minggu.

Ana Irmawati (30), pemilik Karisma Roof di daerah Cekelan, Kecamatan/Kabupaten Temanggung mengatakan, bisnis yang ia geluti sudah berjalan sekitar empat tahun. Kini area penjualannya sudah menyasar daerah Purwokerto, Pekalongan, Papua, Sulawesi, Jawa Timur, Bali, dan Jakarta dengan volume penjualan mencapai 1000 unit per minggu.

"Kalau untuk daerah Temanggung, biasanya pemesanan datang dari proyek perumahan. Kalau yang untuk pribadi jarang pesan, karena lebih banyak yang memakai genteng dari tanah," tutur Ana, Senin (28/9/2020) di Temanggung.

Pada bidang usahanya, menurut Ana, ia memproduksi antara lain seng jenis galvalum yang dijual dengan harga Rp 50 ribu per meter. Produk lainnya ada genteng metal pasir seharga Rp 27 ribu per lembar ukuran 80 x 80 cm, dan nox yang dipatok dengan harga Rp 25 ribu per unit.

Diceritakan Ana, ia memulai usaha ini bersama suaminya Yudi Mawardi (30) pada tahun 2016 lalu. Ketika itu Yudi baru keluar dari pabrik atap rumah yang menjadi tempat kerja semula lantaran pabrik tersebut mengalami kebangkrutan. Namun selama beberapa bulan sebelumnya, Yudi sempat membantu penjualan atap dari pabrik besar. Hal itulah yang membuka jalan pemasaran untuk pabrik yang dibukanya sendiri.

"Kami tidak pernah promosi langsung karena diawal ada kakak sepupu yang membantu memasarkan. Ada teman juga yang membantu menjualkan. Soalnya kalau promosi langsung, kami bisa keteteran memenuhi banyaknya permintaan," ungkap Ana.

Semula Ana mempekerjakan 10 orang pemuda asal daerah setempat untuk membuat bahan atap di pabriknya. Namun belakangan ada dua orang keluar kerja karena melanjutkan kuliah. Dengan demikian, kini hanya ada delapan orang yang bekerja di pabrik Karisma Roof.

Atap yang diproduksi Karisma Roof, diakui Ana, menggunakan bahan baku berupa koil. Kelebihannya, jika dipakai sebagai genteng, maka cenderung anti rayap, anti karat, dan lebih awet. Usia genteng dari bahan koil ini bisa berumur hingga lebih dari 10 tahun.

"Intinya untuk menjalankan usaha itu tidak usah ambil keuntungan banyak, yang penting masih jalan stabil, karyawan bertahan, dan usaha pun tetap bertahan meski dimasa krisis akibat pandemi," pungkas Ana. (MC TMG/Tosiani;Ekape)

Salah satu pekerja industri atap rumah di Kabupaten Temanggung melakukan pengecetan material atap.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook