Aedia Si Pelaku Seni, Kalau Sudah Niat Pasti Bisa Terlaksana
Ket [Foto]:

Aedia Si Pelaku Seni, Kalau Sudah Niat Pasti Bisa Terlaksana

Temanggung, MediaCenter – Surat Edaran Bupati Temanggung Nomor 453/430 Tahun 2020 Tentang Panduan Pengendalian dan Pencegahan Covid-19 dalam Penyelenggaraan Kegiatan Pertunjukan Seni Budaya di Kabupaten telah diterbitkan. Untuk memberikan pemahaman dan memastikan pelaksanaannya dilaksanakan sosialisasi secara serentak selama dua hari berturut-turut.

Sosialisasi di 20 kecamatan se-Kabupaten Temanggung dilaksanakan dengan mengundang seluruh kepala desa/lurah serta pelaku seni ditiap-tiap kecamatan, salah satunya dilakukan di Kecamatan Temanggung siang kemarin, Kamis (27/8/2020).

Aedia Kurniawan (29) merupakan salah satu pemuda di Lingkungan Diwongso, Kelurahan Walitelon Utara yang mengikuti sosialisasi di Kantor Kecamatan Temanggung sebagai perwakilan dari Ketua Kesenian Kuda Lumping Turonggo Wongso Langen Manunggal.

Aedia mengakui, dengan adanya wabah Covid-19, para pelaku seni, khususnya kesenian Kuda Lumping Turonggo Wongso Langen Manunggal tidak terlalu mengalami dampak di sektor perekonomian. Karena mayoritas anggotanya merupakan pelajar dan tidak menjadikan pentas pagelaran seni kuda lumping sebagai pekerjaan utama. Para pelaku seni tersebut hanya menyalurkan hobi dan untuk melestarikan budaya kuda lumping peninggalan leluhur.

“Hanya saja teman-teman tidak bisa mencurahkan atau tidak bisa berkreasi. Kalau di tempat saya tidak mencari uang, tetapi untuk menghilangkan penat dan menyalurkan hobi”, jelas Aedia.

Diceritakannya selama pandemi ini, para pemain atau pelaku tari Kuda Lumping tidak melakukan latihan rutin dan setelah dilakukan pemberlakuan new normal ini, mereka baru berani melakukan latihan kembali. Aedia mengaku bahwa di tempatnya ada 4 tim tarian dan untuk 1 tim tarian masal kuda lumping terdiri dari 13-16 orang. Dari 4 tim tersebut yang sering melakukan latihan adalah tim tarian masal, karena tim tarian masal baru menciptakan tarian atau gerakan baru dan musik baru.

“Dan sekarang itu baru libur, karena di tempat saya kalau Bulan Suro itu harus libur dan tidak ada suara gamelan”, imbuhnya.

Setelah diterbitkannya surat edaran tersebut, Aedia berharap agar ditempatnya segera diadakan event untuk melepas kangen dan melepas lelah para penari.

Karena dari dampak Covid-19 ini para penari tidak bisa menyalurkan hobi, meskipun harus banyak melakukan banyak persiapan, akan tetapi dia mengaku apabila sudah ada niatan, pasti akan bisa terlaksana. (MC TMG/Cahya;Ekape).

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook