Ket [Foto]:
Melot, Brand Melon Lokal Asli Tembarak
Temanggung, MediaCenter – Supaya tidak lagi merasakan dampak wabah yang sedang dialami oleh seluruh masyarakat Indonesia, Sartono (46 Th) salah satu petani buah melon di Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung ingin memiliki brand sendiri untuk produk melon miliknya. Sartono memberi nama melonnya dengan sebutan MELOT, nama MELOT diambil dari sebutan “Melon Asli Tembarak Temanggung”, demikian yang dituturkannya saat ditemui Tim Media Center Rabu (10/06/2020).
“Dengan brand tersebut, harapan saya kedepan, tidak lagi merugi, seperti terkena dampak wabah ini”, ungkap Sartono.
Dampak wabah Covid-19 bagi petani melon lebih tinggi dibandingkan dengan petani padi ataupun petani bahan makanan pokok. Dampak yang dialami Sartono, yaitu permintaan kustomer besar, seperti supermarket di kota-kota besar hampir tidak ada, karena kalah dengan supplier buah melon yang sudah memiliki brand dan lokasinya lebih dekat dari pembeli dibandingkan dengan Kecamatan Tembarak yang lokasinya di Kabupaten Temanggung.
Setelah menentukan brand, Sartono berharap akan memiliki pasar sendiri. Sehingga meskipun dihadapkan dengan wabah seperti ini, Ia tidak akan merugi, minimal hanya mengalami penurunan permintaan pasar. Bukannya sama sekali tidak diambil atau tidak ada permintaan seperti saat ini.
“Kalau barang sampai tidak diambil, kita selaku petani rugi. Tapi kalau menurun kita bisa atasi dengan cara pemasaran kita”, imbuh Sartono.
Sartono ingin memiliki melon yang asli dihasilkan dari Tembarak yang berkualitas lebih tinggi dibandingkan dengan melon-melon yang beredar di pasaran. Untuk mewujudkan hal tersebut, benih melon yang dimiliki Sartono adalah benih pilihan dengan karakter manis dengan buah tidak terlalu besar.
Cara budidayanya pun juga harus disesuaikan dengan yang dibutuhkan tanaman tersebut, karena tiap tanaman memiliki karakteristik berbeda. Benih melon yang dipilih juga tidak sembarangan pilih. Sartono harus memperhitungkan dengan lokasi dan karakteristik tanah media tanamnya. Di Kecamatan Tembarak yang rata-rata memiliki ketinggian 560 mdpl, Sartono memilih untuk menanam melon dengan ciri kulit putih kehijauan dengan daging berwarna orange.
Dalam situasi pandemi Covid-19 ini, Sartono berpesan kepada teman-teman petani untuk tetap bersemangat dalam bertani, karena dalam keadaan apapun, hasil dari pertanian sangat dibutuhkan oleh manusia. Walaupun ada wabah sekalipun, sektor pertanian tetap akan berjalan, karena manusia tetap membutuhkan makan untuk menjaga kesehatan, apalagi petani tanaman obat, seperti jahe dan tanaman rempah-rempah yang diperlukan untuk meningkatkan imun atau kekebalan tubuh. (MC TMG/Cahya;Ekape).
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook