Ket [Foto]:
Pameran Seni Rupa Jiwa Tak Terbatas di Pendopo Pengayoman Temanggung
Temanggung, Media Center – Komunitas Cah Temanggung Creative (Catec) kembali mengadakan pameran seni lukisan di Pendopo Pengayoman untuk memperingati hari terbentuknya atau lahirnya komunitas Catec yang ke-31 dengan tema “Jiwa Tak Terbatas” Rabu (19/2) hingga Minggu (23/2).
Sebanyak 80 (Delapan Puluh) karya lukis dari 50 (Lima Puluh) perupa yang berdomisili diberbagai penjuru pulau Jawa dan Bali dipamerkan di seluruh sudut Pendopo Pengayoman, Kompleks Rumah Dinas Bupati Temanggung. Tiga puluh orang diantaranya adalah perupa asli dari Temanggung dan 20 orang lainnya dari Yogyakarta, Magelang, Borobudur, Grabag, Salatiga, Semarang, Ambarawa, Boyolali, Rembang, Jakarta dan Bali.
Catec berdiri sejak tahun 1989 dan rutin mengadakan pameran seni rupa, meskipun hanya pameran dengan skala kecil. Pertama kali mengadakan pameran, yaitu pada saat acara pameran pembangunan. Catec juga ikut serta dalam memeriahkan Temanggung Fair yang rutin diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Temangngung setiap tahunnya.
Ketua Panitia Pameran Seni Rupa yang juga merupakan Ketua Catec, Witarso Saptono Putro, menuturkan bahwa biasanya pameran seni rupa ini hanya diikuti oleh anggota Catec sendiri, akan tetapi dalam dua tahun ini Catec mengundang perupa dari luar kota dan kebetulan Catec juga sering diundang ikut pameran di Yogyakarta, Semarang, Ambarawa, dan lainnya.
“Perupa di Temanggung sebagian besar masih otodidak, yang akademis mungkin hanya 10%, tetapi alhamdulillah pada kali ini kita bisa menghadirkan perupa-perupa dari luar kota”, ujar Witarso.
Witarso dalam sambutannya berharap untuk kedepannya bisa menghadirkan pelukis-pelukis handal supaya pelukis Temanggung mendapat ilmu baru yang mungkin belum diketahuinya. Pelukis luar kota mengatakan bahwa Temanggung adalah surganya kolektor dunia. Hal tersebut diperkuat atas kehadiran Oei Hong Djien seorang kolektor dan curator seni rupa Indonesia yang juga dikenal sebagai pedagang tembakau.
Dalam sambutannya Oei Hong Djien mengatakan bahwa seni rupa telah masuk desa, hal tersebut adalah berita yang menggembirakan oleh dunia seni rupa dan para kolektor lain, karena mereka akan menemukan sentuhan dan goresan yang mungkin belum pernah mereka jumpai.
“Beberapa tahun terakhir terjadi suatu perubahan dan perkembangannya luar biasa dalam dunia seni rupa. Kalau sebelumnya pameran-pameran seni rupa hanya terjadi di kota-kota besar tertentu dimana ada akademi seni, sekarang bermunculan pameran di pelosok dan pinggiran”, tegas sang kolektor seni tersebut.
(MC TMG/Penulis,Foto:Cahya, Editor:Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook