Ket [Foto]:
Tetap Berjuang Ditengah Kesibukan Jadi Petugas Damkar dan Karantina
Temanggung, MediaCenter - Peternak burung puyuh di Desa Guntur, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, tetap melaksanakan aktivitasnya ditengah pandemi Covid-19. Hal ini yang dilakukan oleh salah satu petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Temanggung yang juga bertugas jaga di tempat karantina pasien Covid-19 di Balai Latihan Kerja (BLK) Maron.
Awan Sukma Febrianto (26 Th) salah satu Petugas Damkar yang bertugas sebagai penjaga tempat karantina yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, mempunyai usaha sampingan sebagai peternak burung puyuh yang sudah ditekuni selama empat bulan ini. Awan mengaku melanjutkan usaha beternak burung puyuh yang pernah ditekuninya sewaktu masih tinggal di Kalimantan.
Dalam kesehariannya menekuni ternak burung puyuh sebagai penghasil telur, diawali dengan membeli bibit burung yang baru berumur 21 hari, belum menghasilkan telur dan masih proses penggemukan. Burung puyuh akan mulai bertelur sekitar umur 40 hari, tetapi masih jarang-jarang, itupun dengan ukuran telur yang masih kecil dan belum rutin.
Dari proses penggemukan dan setelah mulai bertelur dalam sehari bisa menghasilkan 2 sampai 3 kilogram, dengan jumlah sekitar 90 butir per satu kilogramnya.
Dengan kesibukan sebagai petugas jaga tempat karantina, dengan kondisi bisa tidak pulang dalam 2 sampai 3 hari, Ia menyampaikan untuk perawatan burung puyuh dibantu oleh ayah kandungnya sendiri. Perawatan serta pemberian pakan sangat menentukan kualitas telur itu sendiri, dari awal memelihara sampai kurun waktu empat bulan sudah bisa dinikmati hasil dari telur-telur yang semakin meningkat kualitas serta ukurannya.
Kendala dalam beternak burung puyuh yaitu penyakit unggas pada umumnya. Juga terjangkitnya penyakit mata, dikarenakan dalam memberikan pakan atau tempat yang kurang bagus bisa menyebabkan mata mengalami pembengkakan, yang berakibat pada menurunnya telur yang dihasilkan. Antisipasi dilakukan dengan memberikan vitamin serta makanan yang dianjurkan untuk meningkatkan stamina dan kesuburan dalam produksi telur.
“Saya pernah menekuni ternak burung puyuh sewaktu saya masih tinggal di Kalimantan, karena kesibukan sebagai Petugas Damkar mencoba usaha burung puyuh ini, dengan awal saya membeli bibit sekitar 200 ekor, setelah sekitar satu bulan barulah mulai menghasilkan telur itupun masih dalam ukuran kecil”, unkap Awan Kusuma.
Setelah menghasilkan telur mulailah dipasarkan, diawali dari teman dan kenalan, Ia menjual dengan harga 25 Ribu/Kg. “Dengan penjualan yang awalnya hanya lewat teman, sekarang sudah banyak yang tahu kalau saya ternak puyuh dan menjual telur, penjualan baru melalui pesan whatsapp dari kenalan kenalan, ada yang langsung mengambil di rumah, ada juga yang saya antarkan langsung” tambahnya.
Sekarang Awan juga mulai merambah penjualan daging puyuh yang siap dimasak. Adapun daging yang dijual dari burung puyuh yang jantan atau yang sudah menurun produksi telurnya. Selain itu Ia mulai mencoba menetaskan sendiri bibit burung puyuh dengan menggunakan mesin tetas yang bisa menetaskan sekitar 200 telur dalam satu mesinnya. (MC.TMG/Cuplis;Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook