Banyak Tanaman Roboh, Petani Percepat Tanam Lagi
Ket [Foto]:

Banyak Tanaman Roboh, Petani Percepat Tanam Lagi

Temanggung-Mediacenter. Intensitas hujan yang tinggi disertai angin kencang yang melanda Temanggung, Jawa Tengah belakangan ini menyebabkan banyak tanaman padi roboh terkena hujan dan angin, sehingga terpaksa dipanen dini. Kemudian petani mempercepat masa tanam lagi untuk mengejar panen berikutnya.

Namun demikian menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung Joko Prabowo, kondisi ini dipastikan tidak akan berdampak pada ketahanan pangan karena produktivitas padi hanya turun sekitar satu persen. 

"Hujan dan angin kencang memang berpengaruh pada turunnya produktivitas dan kualitas padi, tetapi sangat kecil. Dijamin tidak ada pengaruhnya pada ketahanan pangan secara keseluruhan di Temanggung," kata Joko, Senin (24/2/2020).

Joko mengatakan, hujan dan angin kencang menyebabkan padi siap panen disejumlah kecamatan roboh. Antara lain di Kecamatan Tembarak, Kedu, Bulu dan Selopampang. Akibatnya, petani terpaksa memanennya lebih dini agar tidak menimbulkan kerugian dengan resiko kualitas hasil panen turun.

"Bulir gabah yang jatuh dan membusuk di lahan pertanian tidak bisa diselamatkan. Sedangkan bulir yang berhasil dipanen, sebagian kulitasnya turun karena kandungan airnya besar. Perlu dijemur lagi untuk mengurangi kadar air sebelum digiling," katanya.

Disebutkan secara produktivitas padi rata-rata mencapai 6,4 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektare. Pada sejumlah lahan ada pula yang provitasnya mencapai 10 ton GKP per hektare, terutama untuk varietas inpari 32. Hal ini karena lahan mendapat perlakukan istimewa, seperti pengairan yang cukup, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan benih bersertifikat.

"Varietas inpari 32 banyak ditanam di Kecamatan Kedu dan Bulu. Varietas ini juga akan dikembangkan di Kecamatan Kandangan,"katanya.  
 
Disampaikan pada musim tanam Oktober 2019 - Maret 2020, dari target luasan tanam 25.397 hektare, kini sudah tercapai 18.061 hektare. Sebagian lahan sudah mulai panen dan masa panen ini akan berlangsung hingga Maret. 

Mulyadi, seorang petani di Temanggung mengaku terpaksa memanen padi lebih dini meski usia tanaman padinya belum cukup tua, baru sekitar dua bulan lebih. Hal itu untuk menghindari padi roboh karena hujan deras dan angin kencang, serta mempercepat masa pengolahan lahan, sehingga bisa ditanami padi kembali. Namun demikian kualitas gabah hasil panen menjadi kurang baik.

Ia menyebut, saat ini harga gabah kering panen mencapai Rp. 4.400 per kilogram hingga Rp 4.700 per kilogram. Sedangkan harga beras berkisar Rp. 9.500 hingga Rp 10 ribu per kilogram. Harga tersebut sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya.

"Kualitas memang agak turun karena dipanen dini. Tetapi ini mengejar untuk mengolah tanah dan tanam lagi, sehingga untuk panen selanjutnya hasilnya bisa bagus seiring turunnya intensitas hujan dan rendahnya kadar air," ujarnya. (MC.TMG/Tosiani;Ekape)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook