Ket [Foto]:
Covid-19 Sebabkan Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat
Temanggung, Mediacenter – Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2019 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat di Kabupaten Temanggung. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Haryono selaku Kepala BPS Kabupaten Temanggung saat ditemui di kantornya, Kamis (11/6).
Ia menyampaikan bahwa telah terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat semenjak tiga tahun terakhir ini. “Sehingga persentase pengeluaran masyarakat beralih ke konsumsi non makanan sebesar 51,70 persen dan makanan 48,30 persen pada tahun 2019. Angka tersebut mengalami pergeseran pada tiga tahun terakhir semenjak tahun 2017”, jelas Haryono.
Peralihan pola konsumsi masyarakat menunjukkan makin baiknya keadaan perekonomian masyarakat Temanggung dalam tiga tahun terakhir, karena pergeseran tersebut menunjukkan bahwa masyarakat mulai mengakses kebutuhan sekunder dan tersier. Dalam hal konsumsi makanan terdapat tiga kelompok komoditas yang mengalami penurunan terbesar dibandingkan tahun 2018, yaitu kelompok daging 0,80%, sayur-sayuran 0,75 persen, serta minyak dan lemak 0,64%.
Sedangkan pada kelompok non makanan dari enam kelompok komoditas terdapat dua kelompok komoditas yang mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu pengeluaran rumah tangga perumahan dan fasilitas rumah tangga 3,08% dan pengeluaran rumah tangga pakaian, alas kaki dan tutup kepala 0,46%.
Namun dengan adanya Pandemi Covid-19 menyebabkan pola konsumsi masyarakat berubah, dikarenakan adanya kebijakan pemerintah dalam penanggulangan Covid-19 tersebut. Adanya pemberlakuan physical distancing, Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH) menyebabkan implikasi pada perilaku sosial yang dilakukan oleh masyarakat.
Masyarakat cenderung berada di rumah dalam melakukan segala aktifitasnya yang berimbas pada peningkatan pemakaian listrik, pulsa untuk akses internet, serta pemenuhan kebutuhan makanan dibanding sebelum ada Covid-19.
“Akibat Pandemi Covid-19, sesuai anjuran pemerintah, semisal bekerja dari rumah, pola konsumsi masyarakat juga berubah. Terjadi peningkatan kebutuhan yang mendukung aktivitas di rumah, seperti kebutuhan listrik, pulsa internet dan kebutuhan makan”, tambah Haryono.
Selain peningkatan konsumsi diatas, Covid-19 juga berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat Kabupaten Temanggung yang bergerak pada sektor transportasi, pariwisata, perdagangan, serta jasa. Hal ini senada dengan yang disampaikan Mustofa (31 Th), salah seorang pengusaha Rental Play Station yang membuka usaha di pusat Kota Temanggung.
“Selama Pandemi Covid-19, omzet saya turun drastis, bahkan beberapa saat tidak bisa membuka usaha, dikarenakan penutupan akses jalan untuk mencegah penyebaran Covid-19, ditambah kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat dan jam buka operasional”, ungkapnya.
“Kita belum tahu pandemi ini sampai kapan selesainya, dengan adanya belajar di rumah sangat berpengaruh sekali terhadap pendapatan, sementara biaya operasional seperti pembayaran tagihan internet, listrik, air, cicilan bank dan finance tidak ada keringanan atau restruksturisasi. Terlebih banyak pengusaha rental PS dan Warnet mengandalkan berlangsungnya biaya hidup dari usaha ini”, tambah Mustofa.
Dengan adanya pembatasan dalam penanggulangan Covid-19, maka otomatis masyarakat akan cenderung dirumah dan tidak keluar rumah. Dengan penurunan pendapatan dan peningkatan kebutuhan, maka pemerintah turun tangan dengan memberikan jaring pengaman sosial (safety net) selama pandemi untuk tetap menjaga daya beli masyarakat yang terdampak langsung oleh Covid-19. (MC.TMG/WahyuBPS; Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook