Ket [Foto]: Pj. Bupati bersama masyarakat dalam upacara adat sesaji Puji Jagad
Upacara Adat Merti Dusun Puji Jagad, Wujud Syukur dan Tekad Pelestarian Budaya
Temanggung, Media Center - Langit biru tanpa awan, matahari bersinar terik menembus kulit. Seribuan petani di lereng Gunung Sumbing, Dusun Lamuk Legok, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo beriringan melakukan kirab menuju ke sumber mata air yang berada di ujung pemukiman, Kamis (20/6/2024).
Kirab sebagai rangkaian upacara adat sesaji Puji Jagad tersebut dimulai dari sebuah lapangan tidak jauh dari balai desa dengan menyusuri jalan-jalan utama desa. Tiga tumpeng berikut ingkung ayam kampung, dua gunungan yang terdiri dari hasil bumi dan berbagai sesajian ditandu warga.
Gamelan dari pengiring kelompok kesenian ditabuh dalam kirab tersebut. Suaranya membahana hingga ke kaki gunung, dan sudut-sudut di dusun tersebut. Kelompok kesenian seperti kuda lumping, reog dan topeng ireng bergoyang unjuk kebolehan.
Warga dari tua, muda, anak-anak, laki-laki dan perempuan juga mengikuti kirab, dengan berpakaian adat bersama ikuti iringan dari lapangan.Tidak ketinggalan pasukan pengamanan desa yang berpakaian layaknya pasukan keraton.
Upacara adat dimulai sejak Rabu (19/6/2024) malam, dengan digelarnya pagelaran wayang semalam suntuk dengan Lakon Romo Tambak oleh Ki Dalang Sutopo dan doa keselamatan di tengah malam.
Iringan itu berakhir di sumber mata air, tempat warga berdoa pada Tuhan, bersyukur atas karunia yang diberikan dan meminta terjauh dari segala malapetaka.
Sebuah tradisi lain adalah pesta dawet, berupa pembagian dawet pada semua peserta. Minum dawet dipercaya agar awet muda dan selalu dalam kesehatan.
Pj. Bupati Hary Agung Prabowo mengatakan, terdapat nilai-nilai kearifan lokal yang harus dipertahankan, dilestarikan, dan diwariskan kepada anak cucu yang akan menjadi generasi penerus.
"Nilai-nilai itu diantaranya kegotongroyongan, kebersamaan, kerukunan, dan cinta pada alam semesta. Utamanya ucap syukur kepada Tuhan, dan bermohon keselamatan," kata Pj. Bupati.
Ia mengatakan, Desa Legoksari telah ditetapkan sebagai Desa Budaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dan tengah dalam proses keluarnya warisan budaya non benda dari Kementerian Hukum dan HAM RI.
"Kami berharap, warga desa untuk nguri-uri dan melestarikan seni budaya," ajaknya.
Tokoh masyarakat, Ki Sutopo mengatakan, gelaran upacara adat sebagai wujud syukur warga desa atas karunia yang diberikan Tuhan.
"Upacara adat juga tekad warga dalam melestarikan adat dan tradisi budaya peninggalan nenek moyang," katanya.
Ia mengatakan, upacara adat juga wujud, bahwa warga mencintai alam semesta dengan menjaga kelestarian alam adalah menjamin kehidupan. (aiz;wll;ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook