Ket [Foto]: Puzzle Edukatif, Sarana Kenalkan Bahaya Narkoba Sejak Usia Dini
Puzzle Edukatif, Sarana Kenalkan Bahaya Narkoba Sejak Usia Dini
Temanggung, MediaCenter – Seorang penyuluh narkoba, Badan Narkotika Nasiional (BNN) Temanggung, Jawa Tengah memiliki ide kreatif untuk memperkenalkan bahaya Narkoba sejak usia dini.
Melalui media permainan berupa puzzle dan alat peraga lainnya, Arlinda Fety Roviana, (27), mampu memperkenalkan bahaya Narkoba secara lebih efektif. Melalui media ini, ia juga mendapatkan peluang bisnis memproduksi dalam skala besar dan tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia.
“Ini berangkat dari tugas saya sebagai penyuluh narkoba untuk usia dini, dengan model ceramah, bagi anak usia dini tidak terlalu tepat, kemudian saya membuat puzzle dan hasilnya lebih efektif. Anak-anak bisa senang dan pesan yang ingin kita sampaikan mereka terima,” kata ibu berputra satu ini, Kamis (22/2).
Puzzle yang ia buat didesain semenarik mungkin dengan gambar dan tema yang diarahkan pada cegah dini penyalagunaan Narkoba. Anak-anak diperkenalkan dengan mainan ini dan mereka menyusun hingga membentuk gambar atau tulisan tertentu.
“Lalu kita minta mereka untuk membaca atau memahami isi dari puzzle tersebut. Jadi mereka bermain setelahnya menyampaikan pesan yang ada dalam puzzle atas penerjemahan mereka sendiri. Beberapa TK dan PAUD sudah saya coba dengan metode ini, hasilnya, mereka jauh lebih memahami ketimbang harus dengan metode ceramah,” papar ibu dari Akatara Tyaga Narendralipha ini.
Setelah cukup berhasil dengan sosialisasi model ini, ia kemudian mendapatkan banyak pesanan dari para penyuluh narkoba di penjuru tanah air. Sejak 2016, Arlinda memproduksi puzzle hasil desainnya dari garasi rumahnya dengan dibantu sejumlah karyawan. “Dari BNN Sabang sampai Indonesia Timur, alhamdulillah banyak pesanan yang masuk. Ini bisa disebut sebagai bisnis edukatif juga,” terang istri dari Abaz Zahrotin ini.
Wanita kelahiran Sragen, 6 Maret 1992 ini menambahkan, omzet dari bisnis yang ia kelola mampu mencapai angka jutaan rupiah dalam satu bulan. Tingkat omzet sendiri dilihat dari angka pesanan, jika sedang tinggi maka pendapatan juga akan tinggi, namun jika pesanan sedikit, ia harus puas dengan pendapatan yang didapat. “Sebenarnya yang ingin ditekankan adalah misi edukatifnya, soal bisnis mengikuti,” papar alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro ini.
Dibanding puzzle yang dijual umum, selain bernilai edukatif, puzzle hasil karya warga Perum Candi Asri, Candimulyo, Kedu, Temanggung ini adalah bahan dan cara pengerjaan yang rapi. Desain yang dibuat juga bebas, berdasarkan pesanan pembeli, puzzle buatannya dibanderol dengan harga 30 ribu hingga ratusan ribu rupiah perunit tergantung ukuran dan tingkat kesulitannya. “Finishing itu menjadi kunci. Kalau finishing rapi dan kuat, itu akan menghasilkan produk yang berkualitas. Tetapi memang butuh telaten dan rajin,” jelasnya. (MC TMG / Penulis: Ria / Foto: Coeplis / Editor: Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook