Ket [Foto]: Nyadran Rejeban Plabengan, Langkah Lestarikan Warisan Budaya Leluhur
Nyadran Rejeban Plabengan, Langkah Lestarikan Warisan Budaya Leluhur
Temanggung, Media Center - Memasuki bulan Rajab/Rejeb di tahun 2024 ini, warga Dusun Cepit, Desa Pagergunung mengadakan tradisi tahunan, yaitu Nyadran Rejeban Plabengan yang dipusatkan di sebuah pemakaman yang berada di lereng Gunung Sumbing Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (26/1/2024) pagi.
Tradisi ini sudah dilakukan oleh warga Dusun Cepit secara turun temurun dan hampir setiap tahunnya dibarengi dengan prosesi pemotongan rambut gimbal yang dikenal dengan istilah Cukur Gombak.
Selain bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa dan untuk melestarikan budaya Jawa agar tidak terkikis oleh pesatnya perkembangan zaman.
Rejeban Plabengan yang dilaksanakan di hari Jumat pada tanggal antara 10 sampai dengan 15 kalender Jawa tersebut juga untuk menyambut datangnya bulan Ramadan atau puasa untuk umat Muslim.
“Rejeban mempunyai filosofi gotong royong untuk semua warga Desa Pagergunung, hidup guyub rukun dan saling membantu di antara sesama tetangga,” terang Waluyo, tokoh masyarakat Desa Pagergunung.
Waluyo juga menambahkan, bahwa dalam rentetan acara tersebut meliputi nyekar atau mengirimkan doa untuk para leluhur yang telah buka alas, sehingga terbentuknya Desa Pagergunung serta keluarga yang sudah meninggal. Selain itu, ada jamasan atau memandikan kuda lumping dengan air yang bersumber dari mata air dekat Punden Plabengan.
Selain warga lokal Desa Pagergunung, Nyadran Rejeban Plabengan tersebut juga menarik warga dari luar daerah, baik luar kecamatan, maupun kabupaten, bahkan ada juga turis berkewarganegaraan Jerman ikut meramaikan dan membaur dengan warga.
Daya tarik tradisi Desa Pagergunung termasuk besar di Kabupaten Temanggung. Hal itu terlihat dari banyaknya wartawan dan fotografer yang turut mendokumentasikan seluruh prosesi acara untuk dimuat dalam medianya masing-masing.
Seluruh prosesi acara dikemas dan dilaksanakan oleh perangkat desa dengan dana swadaya masyarakat dan dibantu oleh Keluarga Mahasiswa Universitas Diponegoro Temanggung dengan nama Kamadita Fest 2024. (MC.TMG/Chy;Ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook