Ket [Foto]: Produksi Genteng Cetak di Temanggung Menurun
Produksi Genteng Cetak di Temanggung Menurun
Temanggung, MediaCenter – Dalam beberapa tahun terakhir harga jual genteng terus melemah seiring dengan sepinya permintaan terhadap penutup atap rumah tersebut.
Suyono (60), pria yang menekuni pembuatan genteng sejak tahun 1990-an merupakan salah satu pengrajin genteng asal Desa Tegowano, Kecamatan Kaloran, Temanggung yang masih setia menekuni pembuatan genteng dari bahan baku tanah liat. Adapun Desa Tegowano merupakan daraeh yang terkenal dengan kerajinan gentengnya di Temanggung.
Kerajinan ini sekarang mulai ditekuni desa lain, yaitu Desa Tepusen Kecamatan Kaloran, mengingat tanah asli dari Desa Tegowano sudah berkurang karena sudah berpuluh-puluh tahun diambil untuk pembuatan batu bata maupun genteng, yang sudah dilakukan secara turun temurun dari generasi berganti generasi.
Sebenarnya genteng cetak bukan asli dari Desa Tegowano, tetapi berasal dari Desa Soka Kebumen, Kecamatan Pejagoan, dengan nama genteng yang sangat ternama yaitu Soka. Nama genteng Soka sudah sangat terkenal puluhan tahun yang lalu, bahkan seluruh Indonesia mengenal nama genteng berkualitas ini.
Beberapa tahun terakhir produksi dan permintaan terhadap genteng terus menurun, sehingga banyak yang beralih profesi dari perajin genteng menjadi pedagang atau mendirikan warung makan di sepanjang jalan desa tersebut.
Menurunnya permintaan juga disebabkan teknologi yang semakin canggih, banyak orang yang lebih memilih menggunakan genteng multiroof ketimbang genteng tanah, karena lebih ringan dan bisa digunakan untuk atap baja ringan
Produksi genteng yang semakin tahun semakin berkembang maju dengan kualitas dan lebih praktis tersebut membuat para perajin genteng harus memutar otak supaya usaha yang turun-temurun ini tetap berjalan.
Suyono mengakui menurunnya pembeli genteng membuat dia harus menurunkan harga jual ke pedagang yaitu Rp.950,- perbiji yang sebelumnya sekitar Rp.1.100,-perbiji.
“Karena saingan dan minat pembeli yang semakin menurun, sekarang kami tidak mengejar keuntungan yang besar, kami hanya melayani pelanggan dari kota Jogjakarta, Solo, Batang dan Semarang, yang sudah menjadi pelanggan sejak pertama membuat genteng cetak ini” katanya.
Penyebab lain menurunnya produksi genteng dikarenakan sedikitnya proyek pembangunan yang biasa dilakukan pemerintah, seperti pembangunan sekolah sekolah dan perkantoran yang menggunakan genteng tanah liat dan beralih ke produk yang lebih praktis dan ringan. (MC TMG/ Penulis, Foto: coeplis/Editor:Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook