Ket [Foto]: SMP Nur Lintang Antusias Kampanye Jo Kawin Bocah
SMP Nur Lintang Antusias Kampanye Jo Kawin Bocah
Temanggung, MediaCenter - TP PKK Kabupaten Temanggung kembali melaksanakan kampanye "Jo Kawin Bocah" bertempat di SMP Nur Lintang, Desa Bandunggede, Kecamatan Kedu, Temanggung, Sabtu (12/8/2023).
Kegiatan yang dilaksanakan siang hari itu, tidak menurunkan semangat para siswa-siswi yang menunggu kehadiran TP PKK Kabupaten Temanggung, beserta tim kampanye "Jo Kawin Bocah".
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua TP PKK Eni Maulani Saragih Al Khadziq, Ketua PIAD, Ratna Ardiyan Yunianto, Ketua DWP, Indira Agung Prabowo, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Kodim 0706 Ekha Sriyono dan dinas terkait.
Sejumlah 784 siswa-siswi, serta 32 guru dan karyawan mengikuti kegiatan yang diawali dengan menyanyikan bersama jingle "Jo Kawin Bocah”.
Pada kesempatan tersebut, Ketua TP PKK berinteraksi dengan para siswa dan juga santri yang ada di sekolah tersebut.
"Masa-masa pubertas, sudah akil baligh. Siapa yang belum khitan? Kalau belum khitan, nanti Ibu Eni bantu untuk khitan, nanti dapat angpao, sarung dan tas,” tutur Eni Maulani.
Pertanyaan tersebut disambut antusias oleh para siswa dan santri di SMP Nur Lintang, sehingga beberapa siswa dan santri antusias maju, salah satunya Tofa (12).
“Namanya siapa?,”
“Tofa Bu,”
“Tofa umur berapa, kok belum khitan?,”
“Umur 12 bu, belum punya uang jadi belum Khitan,”
“Mau tidak kalau ibu bantu khitan, nanti dapat angpao, sarung sama tas,”
“mau Bu, ”
“ Bapak guru tolong didata, nanti kita bantu khitan,”. Demikian dialog antara Ketua TP PKK dan Tofa, yang disambut riuh, dan tepuk tangan oleh seluruh siswa dan santri.
Eni Maulani juga menyampaikan, pentingnya tidak menikah dini, tercermin dari santriwan-santriwati yang semuanya memiliki cita-cita tinggi.
"Anak-anak semua tahu Wakil Presiden kita sekarang?, tahu Presiden ke-3 Republik Indonesia? semua dari pesantren. Jadi Bu Eni meyakini anak-anak SMP Nur Lintang harus sekolah yang tinggi, karena kalian adalah masa depan Indonesia, juga masa depan Temanggung," tegasnya.
“Selain mental dan ekonomi yang belum stabil, dampak pernikahan dini adalah resiko terjadinya kematian ibu dan bayi, serta menciptakan anak lahir stunting,” tandasnya. (MC.TMG/eknu;tfa;ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook