Ket [Foto]: Pemkab Bandung Barat Studi Pertembakauan ke Temanggung
Pemkab Bandung Barat Studi Pertembakauan ke Temanggung
Temanggung, Media Center – Pemerintah Kabupaten Temanggung menerima kunjungan kerja dari Pemerintah Kabupaten Bandung Barat bertempat di Ruang Gajah, Kantor Bupati Temanggung, Senin (8/8/2022).
Hadir dalam kegiatan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temangung, Joko Budi Nuryanto beserta jajarannya, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Bandung Barat, Heru Budi Purnomo dan Perwakilan Petani Tembakau Bandung Barat beserta tim.
Joko Budi menyampaikan, bahwa panen tembakau mengalami penurunan sekitar 2.300 ton, disebabkan oleh produktifitas yang masih kurang. Namun hasil panen yang telah diproduksi diedarkan ke berbagai daerah yang ada di pulau Jawa.
“Untuk tahun ini, penghasilan tembakau Temanggung mengalami sedikit penurunan di angka 2.300 ton, kalau kemarin sampai 18.600 ton sekarang di angka 16.300 ton. Memang lahan kami luas, akan tetapi produktifitas petani kami masih belum tinggi, karena disamping buat tanam tembakau juga terdapat tanaman kopi dan kobis,” ungkapnya.
Ia menambahkan, bahwa produk tembakau unggulan Temanggung terbagi menjadi grade A sampai I yang ditentukan oleh faktor cara pemetikkannya, bau dari aroma tembakau itu sendiri dan yang terakhir warna dari daunnya.
“Kalau misalkan kita cari di google grade A apa, kandungan nikotinnya berapa, kandungan gulanya berapa nggak bakalan ketemu. Karena sesungguhnya ada tiga, cekel (pegang), ambu (cium aroma) dan warn. Kalau sudah sesuai baru bisa dikategorikan ke grade yang mana, disamping itu, Temanggung sendiri mempunyai tembakau unggulan yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Tembakau Srintil,” imbuhnya.
Di Temanggung memiliki dua gudang pabrik tembakau besar, yaitu Gudang Garam dan Djarum dengan menggunakan pola klasifikasi kualitas tembakau yang berbeda-beda dalam menentukan harganya yang setiap panen bisa menampung ribuan ton tembakau dalam sekali musim.
“Gudang Garam itu proses jual beli perdagangannya murni, misalkan kita datang langsung dikasih harga, beda dengan Djarum yang kalau kita datang langsung dikasih grade-grade, sehingga kami biasanya dikumpulkan bersama di lapangan. Kemudian kami juga mempunyai tembakau lokal namanya Tembakau Kemloko, yang telah bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Malang telah mengembangkan kegiatan pemurnian tembakau hingga menghasilkan Kemloko 1 sampai 6 dan selanjutnya kami akan mengembangkan tembakau yang lahan basah atau sawah,” pungkasnya. (MC.TMG/Idh;tfa;ekp;ysf)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook