Kreativitas Petani Ngadirejo Kembangkan Jamur untuk Pupuk Cair
Ket [Foto]: Agus Mawardi, petani inovatif asal Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, memperlihatkan jamur jakaba hasil eksperimennya.

Kreativitas Petani Ngadirejo Kembangkan Jamur untuk Pupuk Cair

Temanggung, MediaCenter – Selain dikenal dengan tanaman tembakau dan kopi, Kabupaten Temanggung juga memiliki segudang potensi untuk tanaman pertanian dan perkebunan lainnya. Seperti jamur yang dikembangkan oleh Agus Mawaradi (52), seorang petani asal Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. 

Namun, jamur tersebut bukan untuk dijadikan bahan makanan, tetapi dimanfaatkan sebagai pupuk cair bagi tanaman. Pupuk cair berbahan jamur jakaba ini diklaim memiliki segudang manfaat, mulai dari mempercepat pertumbuhan tanaman, mencegah layu pusarium, hingga mencegah busuk pada bagian batang. 

Menurut kreatornya, Agus yang juga pernah memperoleh penghargaan sebagai petani teladan dari Kementerian Pertanian RI tahun 2007 itu, jamur jakaba merupakan salah satu inovasi terbaru yang ia kreasi melalui studi lapangan dengan metode khusus yang dikuasainya. Jamur ini, kata Agus sangat bermanfaat untuk meningkatkan hasil pertanian dan merupakan bahan baku utama pembuatan pupuk cair kreasinya. 

"Jamur jakaba ini bahan baku utama untuk pembuatan pupuk cair organik yang sangat berguna bagi para petani. Cara membuatnya juga mudah. Jadi selain ramah lingkungan juga hemat dikantong petani, artinya melalui cara ini ada harapan dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian, sehingga endingnya ada harapan juga mampu meningkatkan perekonomian, serta kesejahteraan petani," katanya, Jumat (8/7/2022). 

Ia bahkan, tidak pelit berbagi ilmu kreasinya kepada para petani, bagaimana cara membuatnya. Pertama harus disiapkan media berupa air leri atau bekas cucian beras. Akan tetapi sebelumnya harus dipancing dulu, kalau kelihatan bibitnya, baru wadahnya bisa ditutup rapat. 

Bibit jamur yang tumbuh kemudian dibesarkan di media air leri atau bekas pupuk cair. Kalau sudah besar lalu diblender sampai halus dan difermentasikan bersama agen hayati lain selama 15 sampai 20 hari. Setelah itu baru bisa diaplikasikan ke lahan sebagai pupuk cair.

"Sangat simpel cara membuatnya. Pupuk ini cocok diaplikasikan pada lahan tanamam holtikultura seperti cabai, tomat, dan kol, kemudian tanaman perkebunan seperti kopi, tembakau, dan cengkeh, hingga jenis tanaman keras," katanya.

Pupuk jakaba diklaim sangat aman untuk tanaman, karena berbahan dasar organik. Selain itu juga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam. Hasil panenannya juga dapat langsung dikonsumsi tanpa takut terdampak bahan kimia yang menempel. Bahkan, tanaman yang diberi pupuk ini juga memiliki ketahanan lebih lama saat disimpan.

Ia mengaku dalam sebulan mampu memproduksi sekitar 100 hingga 150 liter dengan harga jual sebesar Rp 50.000 per liternya. Selain pangsa pasar lokal, banyak petani asal luar Pulau Jawa, seperti Sumatera dan Kalimantan yang menjadi pelanggannya.

"Jadi setiap 1 liter pupuk cair jakaba bisa digunakan untuk lahan pertanian dengan jumlah tanaman hingga 2.500 batang. Produk ini akan terus saya kembangkan, karena beragam keunggulan serta animo pasar yang lumayan tinggi," terangnya.(MC.TMG/ary;ekp;ysf)

Agus Mawardi, petani inovatif asal Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, memperlihatkan jamur jakaba hasil eksperimennya.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook