Ket [Foto]: Rahmad Rizal SENIMAN YANG JUGA SEBAGAI PNS Pengadilan Agama dan Dosen INISNU Temanggung
Berkarya Melalui Lukisan Lewat Suluk Rupa
Temanggung, MediaCenter - Di Kabupaten Temanggung terdapat sosok sesepuh dan penasehat Lesbumi NU (Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama) Temanggung yang juga penggiat budaya dan pelukis.
Bertempat tinggal di Kampung Jetis, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Rahmad Rizal (58), PNS Pengadilan Agama dan Dosen INISNU Temanggung prodi PAUD mengatakan, awalnya ia merupakan seniman panggung di IAIN Wali Songo Semarang. Saat masih menempuh kuliah, ia pernah menjadi aktor terbaik kedua festival teater di Semarang.
"Saya ini Magister Studi Islam dan Doktor Hukum lulusan dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, melukis ini baru dari 2019. Saya memakai istilah 'Suluk Rupa' dan menghasilkan karya lukis sebanyak 113 lukisan. Munajat dalam melukis, dan ini dinilai oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta," katanya.
Disampaikan olehnya, bahwa melukis itu konsepnya mengganti tasbih dengan pena, munajat rupa 'tasbih ben netes kabeh, ben mentas kabeh', semua itu harus dihitung. Penciptaan mahluk itu sudah dihitung Allah, beberapa lukisannya juga menjadi cover buku.
"Saya itu muhibbin Mbah Yai Jazuli Ploso, ayahnya Gus Miek, Gus Dah, Gus Din, dan Gus Fuad, dan kelas manusia itu melihat dari bawah, malaikat itu melihat dari atas. Saya punya yang diambil Ketua DPW PPP Jawa Tengah Pak Masrukhan tahun 2020 judulnya Kepala Budha, tetapi bila di balik tulisan Arab Allah," jelasnya, Senin (25/4/2022), yang lahir dan asli Parakan, tepatnya dari Desa Mandisari.
Ditambahkannya, tokoh yang sudah dilukis antara lain Bupati HM Al Khadziq, Wabup Heri Ibnu Wibowo, Anggota DPD RI Denty Eka Widi Pratiwi, Gus Dur, Mbah Maemun Zubair, Gus Yahya Ketua PBNU, para pendiri Nahdlatul Ulama, Mbah Hasyim Asy'ari, mbah Wahab Chasbullah, mbah Bisri Sansuri, Ketua PPP Suharso Monoarfa, Wagub Taj Yasin Maimun, dan kolektor lukisan Handaka, serta tokoh-tokoh lainnya.
"Saya tidak pintar mas, anak saya tiga laki-laki, perempuan, dan yang terakhir laki-laki, sekarang di ponpes Darul Ulum Jombang, InsyaAllah saya bulan Juli 2022 akan pameran di Yogyakarta. Orang tua saya dan guru saya itu ya pak Hasyim Affandi, Mbah Yakub Mubarok, dan Mbah Yai Fauzan, dan Gus Shodiq Ngadirejo. Saya pernah pameran 2019 di Pak Jadul Maula, rumahnya di pinggir Kali Opak, terkesan dengan lukisan saya Bulan Dibelah Dua," imbuhnya.
Diceritakannya juga, semua lukisan yang dibuatnya ada tanggalnya, dan itu semua dari pengalaman spiritual, filosofinya sederhana, dan cuma pakai drawing pen.
"Lukisan Pak Khadziq yang memakai batik Danarhadi, kerah sama seperti lukisan Gus Dur, semoga lukisannya manfaat, yang sekarang di kantor Bupati," imbuhnya.
Himawan Amrullah yang merupakan teman Rahmat Rizal saat menempuh pendidikan S2 Study Islam di UII Yogyakarta, menyampaikan kenangannya saat menempuh pendidikan.
"Dulu saya ketua mahasiswa, Rahmat Rizal Maulana Agus Salim adalah teman kuliah saya, badannya kecil, sepanjang menempuh pendidikan, selalu guyon rempon guyub, dan dia punya panggilan Mbah Kung," tutur pengasuh Pondok Pesantren Bumi Menoreh, Lempuyangan, Kecamatan Candiroto. (MC.TMG/sty;ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook