Ket [Foto]: Para disabilitas netra penerima manfaat di Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Penganthi, Kabupaten Temanggung belajar dan membaca (tadarus) Al Quran dengan huruf Braille
Isi Ramadan, Santri Tuna Netra Bertadarus Al Quran Braille
Temanggung, MediaCenter - Bulan Ramadan adalah bulan penuh keberkahan, umat Muslim berlomba-lomba memperbanyak pahala dengan memperbanyak ibadah, tak terkecuali, para disabilitas netra penerima manfaat di Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Penganthi, Kabupaten Temanggung. Mereka belajar dan membaca (tadarus) Al Quran dengan huruf Braille, kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap hari di Bulan Ramadan, sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Sehabis sholat Ashar berjamah, puluhan santriwan dan santriwati disabiltas netra berkumpul di Masjid Al Hidayah Komplek Panti Penganthi untuk belajar membaca ayat-ayat suci Al Quran dengan huruf Braille yang dipandu oleh seorang pembimbing, meski berkebutuhan khusus, namun lantunan ayat-ayat Al Quran yang mereka baca, tidak kalah fasih dengan orang normal pada umumnya.
Salah satu santri disabiltas netra asal Kabupaten Banjarnegara, Suryadi, mengaku selama dua tahun belajar membaca Al Quran Braille, meski belum sepenuhnya lancar, namun kini tengah belajar membaca juz 30.
“Sulitnya itu, karena harus diraba, jadi kepekaan jarinya harus dilatih terus,” katanya saat ditemui, Selasa (4/4/2022).
Dirinya mengaku kegiatan tadarus ini sebenarnya dilakukan setiap hari, namun di Bulan Ramadan ini lebih digiatkan.
“Di bulan puasa lebih digiatkan, sehabis sholat Subuh, Ashar, sambil nunggu buka puasa, kalau malam sehabis taraweh biasanya,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut salah satu pembimbing santri tuna netra, Sutarmi, selama tinggal di panti, para penerima manfaat mendapatkan pelajaran membaca Al Quran, tujuannya agar menambah ketakwaan dan keimanan.
“Bulan Ramadan adalah bulan penuh pahala, makanya kita lebih giatkan agar pahalanya juga semakin dilipatgandakan,” harapnya.
Diakui olehnya, memang tidak semua penerima manfaat bisa membaca Al Quran Braille, karena dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam waktu yang cukup lama.
“Bagi yang belum bisa kita ajari dengan hapalan surat-surat pendek,” pungkasnya. (MC.TMG/dn;ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook