Ket [Foto]: Pemerintah Kabupaten Temanggung bekerja sama dengan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Asosiasi Petani Tembakau Indonedia (APTI) Kabupaten Temanggung mengadakan sarasehan Menjelang Masa Tanam Tembakau di Temanggung yang dilaksanakan di Resto Jambu Klutuk Jl. Parakan-Wonoboso Catgawen, Caturanom Parakan, Temanggung, Selasa (22/3/2022).
Sarasehan Jelang Masa Tanam Tembakau
Temanggung, Media Center - Pemerintah Kabupaten Temanggung bekerja sama dengan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Asosiasi Petani Tembakau Indonedia (APTI) Kabupaten Temanggung mengadakan sarasehan Menjelang Masa Tanam Tembakau di Temanggung yang dilaksanakan di Resto Jambu Klutuk Jl. Parakan-Wonoboso Catgawen, Caturanom Parakan, Temanggung, Selasa (22/3/2022).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Temanggung HM Al Khadziq, Staf Ahli Bupati Heri Kardono, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan, Joko Budi Nuryanto, Kepala Dinas Penanaman Modal, Manda Kartiko, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Entargo Yutri Wardono, perwakilan dari BMKG Jawa Tengah, perwakilan Kantor Bea Cukai Magelang dan anggota APTI Kabupaten Temanggung.
Bupati dalam sambutannya, menyampaikan selamat atas sarasehan pertembakauan ini. Tembakau bukan hanya bagian dari budaya bertani, bukan sekedar memajukan ekonomi, dan bukan sekedar memajukan kabupaten. Lebih dari itu, tembakau sudah menjadi bagian dari jiwa, bahkan sudah menjadi bagian dari harga diri masyarakat Kabupaten Temanggung.
“Jika harga tembakau bagus, masyarakat Temanggung gagah semua pak, harga dirinya naik, sampai berangkat haji saja mencapai 1.800 dalam 1 tahun, satu desa bisa 30 orang naik haji dan pengantaran pelepasan ramai-ramai, tetapi jika harga tembakau jatuh, harga dirinya juga jatuh dan kacau,“ kata Bupati.
Memang disadari akhir-akhir ini, dunia pertembakauan di lingkungan petani mengalami penurunan, tetapi bagi masyarakat Temanggung, karena sudah menjadi hajat hidup, diperlukan perjuangan dan mempertahankan diri agar tembakau bisa mensejahterakan masyarakat.
“Harga tembakau tiap tahunnya tidak mengalami kenaikan dan juga tidak mengalami penurunan, karena pada tahun 80an harga tembakau sudah Rp 50.000, sedangkan di Lamuk Legok harga tembakau Rp 150.000, sampai saat ini pun harganya kurang lebih sama. Jadi memang secara ekonomi terjadi inflasi yang tinggi, sehingga harga-harga ini mengalami penurunan nilai,” imbuhnya.
Disisi lain, tidak ada kemajuan di industri kretek secara ekonomi nasional, bahkan yang terjadi saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat dengan varian-varian lain, seperti rokok putih, mild dan elektrik, mau tidak mau pasti mengalami persaingan sengit. Apalagi tembakau Temanggung ini hanya dipakai untuk rokok kretek, karena kualitasnya yang sangat tinggi.
“Dalam kondisi seperti ini, kita juga masih dipepet dengan peraturan perundang-undangan tentang turunan hasil tembakau, misalnya kadar tar dan nikotin, belum lagi dari sisi kesehatan tentang pembatasan area rokok dan umur merokok,” tandasnya.
Ditambahkan oleh Ketua APTI Kabupaten Temanggung, Siamin bahwa kegiatan ini dalam rangka pengembangan pasar tembakau.
“Kita kerjasama dengan Dinas Penanaman Modal Kabupaten Temanggung untuk menggandeng investor-investor di luar Temanggung, untuk bisa membeli tembakau Temanggung agar mengurangi persaingan antar pedagang di Temanggung, sehingga harga itu bisa bersaing dan petani bisa sejahtera,” tuturnya.
Kondisi petani pada tahun-tahun terakhir ini sangat terpuruk dengan harga yang ditentukan, harga tidak jelas. Untuk menanam saja kekurangan modal, sehingga harus pinjam ke bank, sedangkan harga tahun kemarin bisa dikatakan kurang menguntungkan.
“Harga itu tidak jelas, sedangkan kami tidak bisa mematok ataupun meminta harga yang pasti, karena di sisi produksi. Jadi tembakau itu sendiri memakan biaya tinggi, sedangkan harga yang menentukan dari pabrik, ujung-ujungnya petani hanya bisa pasrah dan menerima dibeli dengan harga berapapun. Harapannya, ke depan dari pihak pabrik bisa kerja sama, agar sama-sama untung, dibeli dengan harga layak, jangan sampai terlalu rendah yang merugikan petani,” tandasnya. (MC.TMG/ tf;ekp)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook