Sego Mbako, Kuliner Ikonik Temanggung Kala Ramadhan
Ket [Foto]: Sego Mbako berisi nasi liwet yang dibungkus daun pisang disertai lalapan dengan lauk empal daging sapi berasa gurih dan sambal terasi.

Sego Mbako, Kuliner Ikonik Temanggung Kala Ramadhan

Temanggung, MediaCenter - Puluhan besek bertuliskan 'Sego Mbako', digelar melalui kap mobil disalah satu titik ruas Jalan Jenderal Soedirman Temanggung, Jawa Tengah tepat Pukul 15.30 WIB, Sabtu (24/4/2021). 

Aditya Syaiful Rachman (38) warga Pikatan, Temanggung telah bersiap dengan pakaian lurik dilengkapi blangkon sebagai penutup kepala. Pakaian bernuansa adat Jawa itu memang sengaja dijadikan kostum resmi saat memasarkan Sego Mbako.

Sapa ramah Aditya memancing pengguna jalan yang lewat untuk mendekat. Dengan cekatan, Aditya menawarkan produk nasi mbakonya, sehingga lebih cepat terjual. Hanya dalam waktu sekitar tiga jam, semua dagangan Sego Mbako sudah ludes diborong pembeli. Hal yang sama juga terjadi pada dua titik cabang penjualan Sego Mbako lainnya di jalan yang sama.

Sego Mbako berisi nasi liwet yang dibungkus daun pisang disertai lalapan dengan lauk empal daging sapi berasa gurih dan sambal terasi. Pelengkapnya adalah rajangan sayuran kering yang dibuat menyerupai rajangan tembakau dengan dominan rasa manis mirip gudeg hanya beda tekstur. 

Makanan Sego Mbako dibungkus dengan kemasan ramah lingkungan, yakni dengan daun pisang ditempatkan dalam wadah besek bernuansa semi klasik. Penyajian komposisi makanan sudah diatur sedemikian rupa. Memakan Sego Mbako akan memanjakan lidah dengan paduan rasa pedas, manis dan gurih. Rasa pedas didapat dari sambel terasi, rasa manis berasal dari sayuran, empal daging menyumbang rasa gurih empuk yang sempurna. 

Harga jual Sego Mbako dipatok Rp 14 ribu per besak. Jika konsumen tidak menyukai empal daging, maka bisa mengganti paket dengan kombinasi rasa gurih asin dari telur asin. Harga jualnya sama, yakni Rp 14 ribu per besek. Lauk bisa juga diganti dengan tahu bacem . 

Responnya bagus, tidak semua orang tahu Sego Mbako, kebanyakan orang penasaran. 
Dalam sehari, dari satu titik penjualan bisa terjual 30 besek dalam waktu tiga jam. Yakni pukul 15.30 sampai 18.30 WIB. Dijual sore, karena untuk keperluan berbuka puasa saat Bulan Ramadhan.

Pria yang akrab disapa Adit ini mengutarakan, Sego Mbako pada hakekatnya merupakan persembahan untuk Temanggung yang terkenal dengan ikon sebagai daerah penghasil tembakau. Sebagai putera Temanggung asli, Adit merasa terpanggil ikut berpartisipasi memopulerkan kuliner ikonik untuk membantu daerahnya keluar dari kemerosotan ekonomi dan wisata melalui pasar kuliner.

"Tugas kami memperkenalkan kuliner ikonik itu sebagai varian asli dari Temanggung biar mudah diingat," ungkap Adit. 

Sabri (50) mengaku amat menyukai Sego Mbako. Hampir tiap sore selama Ramadhan, ia selalu membeli beberapa besek untuk menu berbuka puasa bersama keluarganya.

"Rasanya sangat enak, gurih, manis dan pedas," katanya. (MC.TMG/Tosiani;Ekape)

Sego Mbako berisi nasi liwet yang dibungkus daun pisang disertai lalapan dengan lauk empal daging sapi berasa gurih dan sambal terasi.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook