Jelang Ramadhan Permintaan Kolang Kaling Meningkat Signifikan
Ket [Foto]: petani dan pengrajin kolang kaling di Desa Kemiriombo, Kecamatan Gemawang.

Jelang Ramadhan Permintaan Kolang Kaling Meningkat Signifikan

Temanggung, MediaCenter - Kolang-kaling merupakan salah satu bahan makanan dan minuman yang cukup diminati ketika Bulan Ramadhan tiba,   kolang-kaling biasanya dijadikan sebagai minuman untuk disajikan pada buka puasa,  tak heran jika menjelang bulan suci ramadhan,  permintaan kolang-kaling di tingkat petani mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Salah satu sentra  penghasil kolang kaling  di Kabupaten Temanggung adalah  Desa Kemiriombo, Kecamatan Gemawang. Di desa ini banyak ditemukan petani dan pengrajin kolang kaling, salah satunya Sunardi (47), menurutnya jelang puasa seperti sekarang ini, peningkatan permintaan kolang-kaling cukup signifikan. Pada bulan-bulan seperti biasa,  permintaan kolang-kaling hanya 50 kilogram perhari ,   namun menjelang bulan puasa ini,   permintaan kolang-kaling bisa mencapai 5 kuintal hingga 1 ton. 

“Kalau menjelang puasa seperti ini  permintaan cukup banyak, bisa mencapai 1 ton perhari padahal biasanya maksimal hanya 1 kuintal,  padahal permintaan kolang-kaling masih untuk pasar di Temanggung saja,” katanya. 

Seiring dengan naiknya permintaan kolang kaling, Sunardi menaikan harga kolang kaling menjadi dua kali lipat, jika biasanya hanya Rp 5.000 perkilo kini menjadi Rp 10.000 perkilonya, bahkan  semakin mendekati dan selama puasa  harganya bisa lebih tinggi mencapai Rp 12.000 perkilonya.

“Kita tidak pasarkan langsung ke pasar, tetapi lewat pengepul,  nanti ada yang datang ke rumah untuk mengambil kolang kaling siap jual,  saat ini harganya menjadi sepuluh ribu, karena banyak permintaan dari pasar biasanya hanya lima ribu perkilonya,” terangnya. 

Tingginya permintaan kolang kaling dipasaran, diakui oleh Sunardi sedikit membuat kuwalahan, pasalnya para petani mengalami kesulitan dalam mencari bahan baku pada musim penghujan seperti ini.  

“Kita sering tidak bisa memenuhi permintaan pasar, karena bahan bakunya sangat terbatas, kalau di musim penghujan bahan baku kolang kaling dari pohon aren sangat  sedikit,  tidak seperti jika musim kemarau, saat ini kita hanya sanggup memenuhi permintaan paling hanya maksimal 80 persen, karena terbatas bahan bakunya," pungkasnya. (MC TMG/Bima;Ekape)

petani dan pengrajin kolang kaling di Desa Kemiriombo, Kecamatan Gemawang.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook