Menyiapkan Sekoci Penyelamat dari Bisnis Lembutan
Ket [Foto]:

Menyiapkan Sekoci Penyelamat dari Bisnis Lembutan

Temanggung, MediaCenter-Kios berukuran 8 x 6 meter di Kawasan Jalan Jenderal Sudirman Temanggung, Jawa Tengah pada Senin (28/12) pagi masih sepi. Hanya satu, dua orang datang sekedar menanyakan harga dan jenis lembutan yang dijual di kios tersebut, lalu pergi lagi.

Bisnis tembakau lembutan diakui pengelola kios, Prihatin (55) mulai dirintis sejak sekitar empat bulan terakhir. Lembutan merupakan tembakau yang dirajang dengan ukuran lebih tipis, lalu dikeringkan. Lembutan biasa digunakan untuk bahan baku membuat rokok lintingan atau rokok yang dilinting sendiri oleh penggunanya.

Belakangan rokok lintingan memang sedang naik pamor di Temanggung. Hal itu seiring dengan fenomena makin mahalnya harga rokok, serta respon pada aneka regulasi pemerintah dibidang pertembakauan yang makin bikin repot petani tembakau. Kabupaten Temanggung sejauh ini dikenal sebagai daerah penghasil tembakau.

Disisi lain, tiap kali musim panen tembakau, petani kerap menyisakan tembakau rajangan untuk disimpan sendiri di rumah. Tembakau tersebut memang untuk bahan baku rokok lintingan setelah dicampur dengan cengkih dan aneka bahan rempah lain.

Diceritakan Prihatin, bisnis tembakau lembutan dirintis oleh puteranya bernama Eko Ari (37). Ia mengenal lembutan dan mulai tertarik berbisnis setelah dikenalkan oleh temannya. Mereka kemudian menjalin kongsi bisnis dimana Eko Ari membuka kios dan temannya berperan sebagai pemasok tembakau lembutan. 

Eko Ari sendiri adalah seorang pekerja di tambang batu bara. Bisnis tembakau lembutan dirintis dengan niatan sebagai sekoci penyelamat jika ia tidak lagi bekerja lalu pulang ke kampung halamannya di Temanggung.

"Tepat sepekan setelah anak saya membuka usaha lembutan ini, ia malah harus berangkat ke Vietnam untuk bekerja. Jadi saya yang mengelolanya sementara waktu, sambil masih dipantau oleh anak saya dari luar negeri," ujar Prihatin.

Mengenai prospek usaha ini, menurut Prihatin, tembakau merupakan komoditas yang bisa disimpan lebih lama. Potensi pasarnya juga besar, serta penjualannya makin lama makin bagus. Bisnis ini dimulai dengan modal Rp 10 juta. Karena menggunakan kios milik sendiri, tidak harus menyewa, maka biaya modal menjadi lebih kecil.

"Kami jualan sambil jalan, sedikit demi sedikit juga sambil belajar karena semula tidak tahu apa-apa tentang rokok," tambahnya.

Kios ini menjual sekitar 35 jenis tembakau lembutan dari berbagai desa di wilayah Temanggung. Harga lembutan bervariasi, antara Rp 22 ribu per ons hingga Rp 60 ribu per ons. Selain lembutan, juga dijual perlengkapan membuat rokok lintingan lainnya seperti kertas rokok, juga cengkih berikut saus atau bahan rempah lainnya.

"Yang lebih laku cengkih, Kalau pasokan cengkih dari Parakan harganya Rp 22 ribu -30 ribu per ons tergantung kualitas saosnya," katanya. 

Kedepan, menurut Prihatin, dirinya ingin mengembangkan bisnis dengan lebih mempromosikan rokok lintingan, rokok ini lebih murah dari harga pabrik. "Setengah ons lembutan bisa jadi 35 linting, perlu cengkih seperempat ons," imbuhnya. 

Prihatin bersama Eko Ari, puteranya bahkan sudah membuat beberapa rencana bisnis. Mereka berniat akan memasok tembakau dendeng ke Vietnam. Dendeng merupakan daun tembakau yang dikeringkan sebelum dirajang. Selama di Vietnam, Eko Ari sudah menemukan pembeli untuk tembakau dendeng ini. Sedangkan fermentasi dendeng akan dilakukan oleh temannya di daerah Klaten.

"Kami juga berencana memasok lembutan ke Bandung dan Kalimantan. Sudah banyak rencana karena lembutan ini dipersiapkan seperti sekoci penyelamat setelah anak saya memutuskan tidak lagi bekerja nantinya, jadi akan berbisnis lembutan," pungkas Prihatin. (MC.TMG/Tosiani;Ekape)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook