Ket [Foto]:
Meraup Nilai Tambah Ekonomi dari Pertanian Organik Pekarangan
Temanggung, MediaCenter-Pemerintah Desa Mondoretno, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah bertekad mengembangkan pertanian organik di pekarangan rumah-rumah warga. Tujuannya agar masyarakat desa itu terberdaya dan sehat lewat konsumsi sayuran organik.
Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Mondoretno, Wahyu Sutrisni (35 th) mengatakan, setiap rumah diwajibkan menanam sayuran minimal 10 polybag di pekarangan rumah. Tanaman sayuran harus diberi pupuk organik dan tanpa menggunakan obat kimia.
"Jenis tanaman sayuran ditiap pekarangan rumah bebas. Selain tanaman sayuran, warga juga didorong untuk merawat ternak," ujar Wahyu, Selasa (20/10/2020).
Selain tanaman di pekarangan, pihak desa juga memiliki empat lokasi lahan pertanian organik desa. Masing-masing lahan berukuran luas 5x7 meter persegi. Ditiap lahan desa ini ditanami 15 jenis tanaman sayuran yang diberi pupuk kandang dan ditanam menggunakan media arang sekam dan tanah dari sawah.
"Budidaya sayuran organik ini menggunakan dana swadaya dari warga desa. Kami juga melakukan kerja bakti untuk menanam dan merawat lahan sayuran ini," kata Wahyu.
Sayangnya, menurut Wahyu, pihak desa mengalami kendala dana untuk mengembangkan pertanian organik di pekarangan. Wahyu berencana mengajukan proposal permintaan dana untuk keperluan tersebut pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Temanggung.
"Ini untuk kesehatan, dalam rangka pemenuhan kebutuhan sayuran sekaligus meningkatkan ekonomi. Rencananya akan tambah budi daya lele di lahan desa, tetapi belum ada dana," tambahnya.
Dari pertanian organik di pekarangan ini sudah puluhan kali panen. Hasil sayuran dari tiap kali panen dilelang oleh kelompok tani. Kemudian hasilnya untuk budi daya lagi. Sekali panen didapat 10 ikat per jenis tanaman sayuran dari satu lahan milik kelompok. Panen sayur dilakukan tiap seminggu sampai 10 hari sekali. (MC.TMG/Tosiani;Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook