Ket [Foto]:
Usaha Aquaponik Berkembang Pesat di Masa Pandemi
Temanggung, MediaCenter - Ratusan bibit lele berkerumun pada permukaan ember-ember besar berwarna biru tua saat Novita Pristiani (27 Th) membuka tutup ember dengan lubang-lubang berisi tanaman kangkung, lalu menebarkan pakan, Senin (19/10/2020). Ia melakukannya satu demi satu pada puluhan ember lainnya di halaman rumahnya, Desa Mondoretno, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah.
Usaha tani-ternak dengan sistem aquaponik dengan ternak lele dan tanaman kangkung tersebut dilakukan di dua lokasi rumah Novita. Yakni di Desa Danurejo, Kecamatan Kedu dan Desa Mondoretno, Kecamatan Bulu. Keduanya masuk wilayah Kabupaten Temanggung.
Di lokasi Desa Mondoretno, Novita menggunakan ember-ember besar untuk budidaya. Ada 10 ember berisi lebih dari 10 ribu ekor lele ukuran 4-6 sentimeter dengan tanaman kangkung di atasnya. Sedangkan di Desa Danurejo ia menggunakan bekas kotak-kotak buah untuk aquaponik berisi sekitar 40 ekor bibit lele, juga dengan tanaman kangkung.
"Jadi kangkung mendapatkan nutrisi dari air budidaya lele di bawahnya. Dengan demikian tidak perlu bahan kimia untuk pupuk dan sayuran yang dikonsumsi akan lebih sehat," ujar Novita.
Bersama suaminya Zuni Susatyo (35 Th), Novita mengembangkan budidaya aquaponik sejak Agustus lalu dan sudah memiliki ijin Usaha Kecil Menengah (UKM) dari pemerintah daerah setempat. Usaha ini merupakan pengembangan dari usaha pembuatan instalasi hidroponik milik mereka yang berlokasi di Desa Danurejo, Kecamatan Kedu.
Dijelaskan Novita, instalasi hidroponik mulai dirintis pada November Tahun 2018. Ia memulainya dengan modal awal Rp 5 juta. Satu instalasi dijual dengan kisaran harga Rp 1 juta hingga sekitar Rp 5 juta. Pembuatan instalasi dibantu oleh dua orang pekerja. Selain membuat instalasi, lulusan STM Pembangunan Temanggung ini juga memberikan pendampingan pada petani hidroponik hingga satu kali panen.
"Di awal merintis usaha ini sangat tidak mudah. Upaya promosi kami lakukan secara door to door. Tak jarang kami mendapatkan penolakan. Kebanyakan orang beralasan areal lahan di Temanggung masih banyak, sehingga tidak perlu hidroponik," kenang Novita.
Berbekal semangat untuk mengenalkan pertanian modern dan agar masyarakat mengonsumsi sayuran sehat tanpa bahan kimia, pasangan ini maju terus. Kini bisnis instalasi hidroponik berkembang pesat dan mulai dilirik banyak orang. Setiap bulannya mereka mendapat hasil dari instalasi rata-rata Rp 10 juta.
"Konsumen instansi hidroponik antara lain sejumlah sekolah seperti SMA 1 Parakan, SD Muhammadiyah, dan masyarakat umum untuk kebutuhan pribadi," katanya.
Demi konsumsi sayur sehat masyarakat, lulusan teknik industri Universitas Muhammadiyah Tangerang ini kemudian berinisiatif mengembangkan usaha pertaniannya pada jenis aquaponik. Lokasi di Desa Mondoretno dirintis dengan modal awal Rp 10 juta untuk membeli bibit lele, 10 ember besar, bibit kangkung, dan pakan lele. Lokasi aquaponik di Desa Danurejo dirintis dengan modal awal Rp 100 ribu.
Sejak awal Agustus lalu hingga akhir September, Novita telah memetik hasil sejumlah Rp 24 juta dari satu lokasi aquaponik di Desa Mondoretno. Sedangkan dari lokasi aquaponik di Desa Danurejo, ia baru menerima hasil Rp 2,5 juta karena jumlah lelenya lebih sedikit.
"Bibit lele kebanyakan dijual kerjasama dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk pendampingan di desa-desa. Untuk lele ini promosinya lebih mudah, persaingannya, kami hanya berebut pasar dengan balai benih ikan milik pemerintah daerah," katanya.
Kendati banyak usaha lain yang goyah semasa pandemi Korona, diakui Novita, usahanya malah berkembang lebih baik. Situasi Work From Home (WFH) saat pandemi dimanfaatkan Novita untuk makin menggencarkan promosinya dari rumah ke rumah. Kebanyakan orang tertarik mengembangkan hidroponik dan aquaponik untuk mengisi kejenuhan saat lebih sering berada di rumah.
"Nah, kalau pandemik ini justru kami bisa survive. Soalnya banyak orang pada WFH. Untuk mengisi kejenuhan kami gencar tawarkan hidroponik, aquaponik, dan tani pekarangan yang bisa dilakukan di rumah, atau istilahnya pertanian rumahan," pungkas Novita. (MC TMG/Tosiani;Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook