Ket [Foto]: Salah satu peserta mengikuti latihan memasak dari para pengajar SMK Negeri 2 Temanggung, di Ruang Aula Makukuhan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (12/10/2020).
Harapan Bangkit dari Krisis dengan Berlatih Memasak
Temanggung, MediaCenter-Mata Wiwin (45 Th) warga Desa/Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah memancarkan harapan saat berlatih memasak dari para pengajar SMK Negeri 2 Temanggung, Senin (12/10/2020). Di salah satu sudut ruangan Aula Makukuhan, dengan tekun ia mengikuti arahan para tutor, lalu mempraktekkannya.
"Sebentar lagi membuat kue bolen pisang kesukaan saya, dan bisa membuatnya untuk anak saya," bisik Wiwin disela pelatihan.
Kendati ia berasal dari daerah Bandung yang terkenal sebagai produsen bolen pisang, namun diakui Wiwin, ia tidak memiliki kemampuan membuat kue tersebut. Setelah menikah dan tinggal dengan suami dan anaknya di Temanggung, Wiwin lebih disibukkan dengan urusan rumah tangga, sehingga tidak sempat terpikir belajar memasak.
"Baru setelah usaha suami sepi orderan dan anak saya dirumahkan dari pekerjaannya, saya terpikir untuk menjalani berbagai usaha, seperti membuat kue untuk menopang ekonomi keluarga," tutur Wiwin.
Diceritakan Wiwin, selama sekitar delapan bulan terakhir, usaha percetakan suaminya yang semula ramai menjadi sepi terdampak pandemi Korona. Biasanya dalam sebulan ia bisa mendapatkan hasil Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta dari membuat souvenir dan sablon. Karena sejak pandemi tidak boleh ada hajatan dalam skala besar, pendapatannya turun menjadi paling banyak Rp 300 ribu dalam sebulan.
"Apalagi anak saya yang biasanya membantu ekonomi keluarga juga dirumahkan dari pekerjaannya, kehidupan kami sangat sulit,"ujarnya.
Wiwin mengungkapkan, selama pandemi, untuk keperluan makan sehari-hari keluarganya menggantungkan harapan pada bantuan dari pihak pemerintah daerah. Selama empat bulan pertama pandemi ia menerima bantuan sebesar Rp 600 ribu per bulan. Setelah itu bantuan yang diterimanya berkurang menjadi Rp 300 ribu yang hanya ia terima sekali saja. Bulan berikutnya ia sudah tidak menerima bantuan sekali.
"Makannya saya sangat bersemangat ikut pelatihan ini agar punya ketrampilan memasak agar bisa menerima pesanan membuat kue," tutur Wiwin.
Tini (65 th) warga lainnya, mengaku ingin memperdalam kemampuannya membuat kue, sehingga ikut pelatihan memasak. Selama ini ia sudah menerima pesanan kue tiap kali ada arisan maupun perkumpulan warga di desanya. Akan tetapi ia merasa perlu mengembangkan kemampuannya memasak.
Ketua Pelaksana Cooking Class untuk warga terdampak Covid-19 dari SMKN 2 Temanggung, Dian Kristanti, berharap warga yang menerima pelatihan memasak dapat mengembangkan kemampuannya. Dengan demikian mereka dapat menjadikan memasak sebagai nilai tambah ekonomi di keluarganya, sehingga bisa cepat keluar dari krisis.
Sebelum ini, lanjut Dian, pelatihan memasak sudah diberikan pada warga terdampak Covid-19 di Kecamatan Tlogomulyo. Berikutnya, pelatihan memasak akan diselenggarakan di tiga lokasi, yakni Kecamatan Tembarak, Parakan, dan Bulu.
"Yang kami berikan ini pelatihan memasak dasar, karena banyak warga yang ikut pelatihan belum punya dasar ketrampilan memasak. Antara lain bikin bolen pisang yang warga bisa mendapatkannya dari kebun," kata Dian.
Ketua Kompetensi Keahlian Tata Boga SMK Negeri 2 Temanggung, Sri Sugiyarti, menambahkan, pelatihan memasak kali ini diberikan pada 18 orang kaum ibu yang perekonomian keluarganya terdampak pandemi. Tujuannya agar mereka dapat membantu menopang ekonomi keluarga, sehingga bisa secepatnya keluar dari krisis.
Kepala Desa Kedu, Teguh, menyebutkan, dari total 2015 kepala keluarga yang ada di desanya, sebanyak 1041 diantaranya terdampak pandemi secara ekonomi. Mereka adalah para petani yang nilai jual hasil pertaniannya jatuh didera pandemi, serta para buruh serabutan.
"Kami dari pihak desa memang mengajukan permintaan pelatihan memasak pada SMK 2 agar ekonomi warga kami terbantu," pungkas Teguh. (MC.TMG/Tosiani;Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook