Ket [Foto]: Mustofa (28) warga Desa Sanggrahan Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung mengoperasikan traktornya menggunakan remote control di sawah miliknya, Jumat (24/7/2020). Mesin kendali traktor dirakitnya dengan memodifikasi fungsi kontrol mesin aero modelling dengan menambahkan sensor dan komponen pendukung.
Petani di Temanggung Inovasikan Traktor Setan Alas
Temanggung, MediaCenter – Mustofa (28) seorang warga asal Desa Sanggrahan, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung berinovasi dengan traktor miliknya supaya bisa digerakkan dari jarak jauh.
Ide yang mendasari pembuatan traktor tersebut karena Mustofa terinspirasi dari negara-negara maju, seperti Jepang, China dan Thaiwan yang sudah lebih dulu mengembangkan traktor pembajak sawah tersebut. Maka dari itu ia berkeinginan untuk menerapkan di tanah kelahirannya dan diuji cobakan ke sawah keluarga yang berada di Kecamatan Kranggan.
Mustofa menamakan traktor miliknya dengan nama Traktor Setan Alas. Dinamakan Traktor Setan Alas karena pada saat uji coba, warga yang menyaksikan banyak yang berkomentar kalau traktor tersebut berjalan sendiri seperti digerakkan oleh setan atau hantu. Penamaan yang cukup nyentrik di telinga, tetapi itu dimaksudkan agar orang-orang bisa dengan cepat mengingat nama traktor miliknya.
“Jadi kalau negara kita pengen (ingin) maju ya mungkin bisa nyonto (mencontoh) negara-negara yang sudah maju”, ujarnya saat ditemui Tim Media Center disela-sela menggarap sawah miliknya, Jumat (24/7/2020).
Diceritakannya, prinsip kerja traktor remot tersebut tergolong simple, karena untuk menjalankan traktor cukup menarik tuas berupa handle rem pada sepeda motor yang berada di kanan dan kiri setang traktor.
Apabila akan belok kanan, tuas kanan ditarik, dan apabila ingin membelokkan ke kiri, tuas yang sebelah kiri ditarik. Instruksi tersebut diterapkannya ke dalam bahasa pemrograman remote control dengan tambahan komponen tertentu yang merujuk dan mencontoh pesawat kontrol aero modelling.
Untuk pembuatan pengontrol traktor tersebut, Mustofa membutuhkan dana sebesar 3,5 juta Rupiah, karena ada beberapa komponen yang tidak ada di Temanggung, bahkan pembelian sensor diambil dari luar negeri, yakni China. Traktor miliknya bisa dioperasikan hingga jarak 600 meter. Dimungkinkan apabila sudah dikembangkan lagi, radius remote kontrol bisa lebih jauh lagi.
“Semoga petani di Indonesia, Temanggung khususnya, itu lebih maju. Jadi untuk menggarap lahan itu lebih cepat,” harap Mustofa.
Diungkapkan traktor remote kontrol miliknya masih belum bisa diproduksi masal, karena masih dalam tahap pengembangan supaya bisa diterapkan disegala jenis medan.
Melihat struktur tanah di Kabupaten Temanggung berbeda-beda, jadi Mustofa masih harus menyesuaikan dan memberi tambahan dari segi penggunaan roda maupun komponen pendukung seperti sensor dan tambahan perangkat yang lain. (MC TMG/Cahya;Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook