Ket [Foto]:
Kerjasama Antar Pembibit Dibutuhkan Supaya Pembeli Tidak Kecewa
Temanggung, Media Center - Dusun Tegaltemu di Desa Manding Kecamatan/KabupatenTemanggung, Jawa Tengah merupakan salah satu tempat penjual bibit tanaman yang bekerja sama dengan para petani sekitar. Terdapat tujuh rumah pembibitan di Dusun Tegaltemu, salah satunya adalah rumah pembibitan yang dimiliki oleh Ely Priyanto.
Dari ketujuh rumah pembibitan itu kadang sering bekerja sama apabila ada pembeli yang tidak mendapatkan apa yang dicari di salah satu rumah pembibitan yang didatanginya.
Jadi apabila terdapat pembeli yang mencari bibit cabai dan tempat yang dia datangi tersebut kehabisan bibit, maka pemilik bibit tersebut menawarkan untuk mengunjungi rumah pembibitan yang lain atau bahkan mengambilkan di rumah pembibitan yang dimaksud. Hal tersebut tidak akan membuat pembeli kecewa karena di desa itu menggunakan jenis benih yang sama dan menggunakan metode tanam yang serupa.
“Kami sering kerjasama berbagi rezeki apabila ada pembeli yang datang. Pokoknya pembeli yang masuk ke DesaTegaltemu jangan sampai pulang tidak membawa bibit yang dicari”, ungkap Ely, Selasa (23/6/2020).
Rumah pembibitan atau orang sekitar sering menyebutnya “pengipukan” terbagi menjadi 2 proses, yaitu pembuatan media tanam dan proses penanaman. Proses pembuatan media tanam dilakukan dengan cara mencampurkan pupuk kandang yang sudah digiling halus dan dicampur dengan tanah yang sudah dipisahkan dari material seperti batu dan kerikil.
Selain pupuk kandang dan tanah, masih ada pupuk tambahan yaitu pupuk TS-36. Setelah semua sudah tercampur, kemudian campuran tanah tersebut dimasukkan ke dalam plastik kecil yang sudah disiapkan untuk media tanam dengan ketinggian yang sudah disesuaikan. Plastik-plastik yang terisi tanah tersebut kemudian ditata di sebuah wadah khusus yang sudah diseting bisa menampung 400 kantong plastik.
Setelah media tanam sudah siap, proses selanjutnya adalah menanaman benih. Sebelum benih ditanam, media tanam harus disiram air terlebih dahulu. Setelah semua tersiram, benih yang akan ditanam dimasukkan ke media dengan bantuan alat agar benih bisa masuk ke dalam tanah. Setelah itu didiamkan dan dilakukan penyiraman sampai benih tumbuh menjadi bibit siap tanam.
“Setelah benih dimasukkan terus ditutup dulu pakai kardus sampai kurang lebih satu minggu. Setelah satu minggu tumbuh tunas, kemudian dibuka sampai masa bibit siap tanam ke lahan. Itu membutuhkan satu bulan. Jadi kira-kira waktu yang dibutuhkan mulai dari proses penanaman benih sampai siap jual sekitar 40 harian”, jelas Ely.
Usaha pembibitan yang digeluti Ely masih tergolong kecil, karena baru berjalan 5 tahun. Oleh sebab itu Ely belum membutuhkan terlalu banyak tenaga untuk menjalankan usaha ini. Ia hanya dibantu 6 orang tenaga yang membantunya dalam pekerjaan memasukkan tanah ke plastik dan penanaman benih ke media tanam. Untuk pekerjaan yang lain Ely mengaku hanya dibantu oleh istri dan keluarganya.
“Suka duka bekerja seperti ini itu apabila tanaman saya terkena hama dan ketika musim kemarau panjang”, imbuh pengusaha bibit tersebut. (MCTMG/Cahya;Ekape).
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook