Produk Pangan Pekarangan Temanggung Dipasarkan Secara Online
Ket [Foto]:

Produk Pangan Pekarangan Temanggung Dipasarkan Secara Online

Temanggung, MediaCenter - Unit usaha Pasar Tani Pekarangan (Pastakaran) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah berupaya memasarkan hasil produk pertanian, peternakan, dan perikanan dari lahan pekarangan melalui sistem online. Upaya ini untuk mengatasi keterpurukan ekonomi anggota kelompok lantaran terdampak pandemik Korona.

Khusnul (45 Th) seorang pelaku usaha perikanan yang juga pengurus Pastakaran, menerangkan, Pastakaran dibentuk Bulan Februari Tahun 2018. Ide awalnya sebagai wadah untuk pemanfaatan limpahan produk tani, ternak dan perikanan dari lahan pekarangan keluarga.

"Jika dijual ke tengkulak, tentu harganya sangat murah. Jadi Pastakaran untuk mewadahi limpahan produk ini", kata Khusnul, Kamis (4/6/2020) di Temanggung.

Pastakaran beranggotakan 54 kelompok pemberdayaan. Terdiri dari Kelompok Wanita Tani (KWT), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), kelompok tani dan PKK. Awalnya Pastakaran digelar di Halaman Kantor Sekretariat Daerah (Sekda) tiap sebulan sekali pada Jumat pagi pekan pertama. Jumat pada pekan kedua sampai keempat digelar di Halaman Dinas Pertanian. 

"Ada 1000 lebih produk dipasarkan di Pastakaran, terdiri dari panganan lokal, pertanian, perikanan, dan peternakan. Hasil penjualan masuk ke kelompok masing-masing, lalu mereka mengisi kas untuk operasional dan sewa peralatan Rp 5000 per kelompok per minggu", terang Khusnul. 

Sejak pandemik Korona sekitar Bulan Februari tahun ini, Pastakaran tidak bisa beraktivitas lagi. Karenanya, mereka berinisiatif membuka outlet dan melakukan penjualan secara online mulai Bulan Maret. Promosinya dengan memanfaatkan media sosial. Sementara ini untuk outlet Pastakaran menggunakan salah satu tempat usaha milik anggota di kawasan Kowangan, Kota Temanggung dengan luas bangunan 8x6 meter persegi.

"Banyak tetangga saya juga mulai memesan produk Pastakaran, juga masyarakat umum. Kalau dulu, karena digelar di lingkungan Pemda, jadi pembelinya hanya orang Pemda saja" kata Poniti (47 Th), salah seorang produsen gula aren dari Desa Kedawung, Kecamatan Kandangan.

Novi (32 Th) pengurus Pastakaran menyebutkan, sebelum dijual online, omzet yang didapat tiap kelompok rata-rata antara Rp 300 ribu sampai Rp 2 juta tiap kali gelaran. Sekarang setelah dipasarkan online pendapatannya terkumpul antara Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per hari. Jumlah konsumennya rata-rata sudah 20 orang per hari.

"Kami punya dua kurir, untuk wilayah Temanggung kota free ongkos kirim (ongkir). Lainnya dikenakan Rp 1000 per satu kilometer. Pengiriman paling jauh pernah ke Kecamatan Bejen dengan ongkir Rp 35 ribu karena jaraknya sampai 30 kilometer lebih", terang Novi.

Jika membeli dari Pastakaran, katanya, konsumen akan mendapat produk organik berkualitas dan berasal dari petani langsung. Dari sisi harga juga berbeda 5-10 persen lebih murah dari harga pasar. 
Melalui penjualan online, produk Pastakaran juga melayani pemesanan hingga ke luar daerah, khusus untuk produk makanan lokal, antara lain dikirim ke Jakarta, Bogor, Cikarang, dan Semarang. Para pembeli biasanya mencari informasi dari Instagram dan Facebook. (MC.TMG/Tosiani;Ekape)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook