Tidak Ada Treatment Khusus untuk Ikan Dewanya
Ket [Foto]:

Tidak Ada Treatment Khusus untuk Ikan Dewanya

Temanggung, Media Center - Di tahun 2018 kemarin, Faizin (29) yang bekerja sebagai Penanggungjawab Bidang Perikanan di Kawasan Terpadu Mandiri Alam Mondoretno (KTM Almond) mengawali budidaya ikan Dewa atau dalam habasa internasional dikenal dengan nama Mahseer Fish, Selasa (3/12/2019).
Meskipun ikan Dewa merupakan ikan konsumsi, akan tetapi di Indonesia tingkat konsumennya masih tergolong kecil. Hal tersebut dikarenakan harga ikan Dewa yang mahal dan keberadaan ikan Dewa sebagai ikan konsumsi tidak beredar luas di pasar perikanan. Kebutuhan pakan ikan Dewa tergolong gampang karena merupakan ikan pemakan segala/omnivora, bisa diberi pakan berupa pellet maupun sayur/dedaunan. Kendalanya jika memberi pakan selain pellet, dengan arus air yang kecil, kolam akan cepat kotor.
Dengan pengalaman Faizin dalam budidaya ikan Dewa saat ikan melakukan kawin secara alami/mandiri lebih banyak telur yang gagal dibuahi oleh indukan jantan. Maka dari itu, Faizin harus ikut turun tangan dalam hal mempersatukan sel telur indukan betina dengan sperma dari indukan jantan. Dengan hal tersebut maka sel telur yang berhasil dibuahi lebih banyak dibandingkan dengan pembuahan alami.
Cara Faizin dalam membantu pembuahan ikan Dewa adalah dengan menggunakan wadah berupa mangkok dan bulu ayam. Menyatukan sel telur dan sperma indukan dilakukan cengan cara stripping atau pengurutan kepada indukan dan diletakkan diwadah yang sudah disediakan lalu diaduk menggukanan bulu ayam yang sudah disiapkan tadi. Penggunaan bulu ayam supaya telur yang akan dibuahin tidak rusak.
Faizin sudah melakukan 6 kali pijahan terhitung sejak pertama kali melakukan budidaya ikan Dewa. Karena stiap kali ikan berada di kolam pijah hanya ada 1 pasang ikan saja dan pertama kali mijah di bulan Mei 2018. Sekali pijah dari 1 pasang indukan menghasilkan telur kurang lebih sebanyak 2.000 telur. Meskipun telur yang berhasil diproduksi indukan, tetapi yang berhasil menetas sekitar 1.500 ekor. Jika tidak dibantu saat pemijahan, telur yang menetas akan lebih sedikit lagi.
Sel telur yang sudah terbuahin membutuhkan waktu 4 hari untuk menetas. Proses ikan Dewa dari menetas sampai bisa berenang membutuhkan waktu 1 minggu dan itu di tempatkan di akuarium sendiri untuk menjaganya agar tetap hidup dan terpantau. Pemberian makan untuk bibit ikan Dewa yang masih anakan, Faizin memberikan rebusan kuning telur bebek atau telur ayam kampung untuk menjaga kualitas makanan sebelum ikan bisa makan pellet.
Dari 6 kali pijah, yang bener-bener saya hitung itu ada 8.000 ekor yang berhasil saya pijah. Jadi ada sekitar kegagalan 4.000 ekor., tegas Faizin.
Harapan Faizin dari budidaya ikan Dewa ini adalah ingin bisa realis ikan Dewa ke sungai-sungai sekitar dan menceritakan ke orang-orang kalau dulu di Temanggung ada ikan endemik asli yang mempunyai sejarah yang sangat kental di Jawa.
saya punya nadzar karena ini kan ikan asli sungai, kalau saya sudah punya banyak, saya ingin menjadikan sungai kita ini muncul kembali ekosistem ikan Dewa karena yang saya yakini, ini termasuk ikan warisan. Jadi kalau banyak yang nangkap tp tidak ada yang realis kan sayang sekali., imbuh Faizin. (MC TMG/Penulis:Cahya/Foto:Agung/Editor:Eknu)

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook