Ket [Foto]:
Jajanan Kue Tradisional Gandos Dari Temanggung
Temanggung, MediaCenter – Gandos merupakan jajanan khas yang dapat ditemukan di sebagian daerah Pulau Jawa dan tak terkecuali di Kabupaten Temanggung.
Gandos sendiri terbuat dari adonan tepung beras dicampur vanili dan santan kelapa ditambah garam serta gula secukupnya, akan tetapi pengaruh garam membuat dominasi rasa gurih jajanan tradisional ini menjadi rasa khas yang diminati sebagian masyarakat. Bagi penyuka rasa manis biasanya cukup meminta sedikit taburan gula pasir di permukaanya.
Kue Gandos dibuat atau dimasak dengan menggunakan cetakan loyang dengan api di bawahnya dan ditata agar adonan dapat masuk dalam loyang secara merata.
Kue Gandos sendiri ada yang menyebutnya kue rangin ataupun kue pancong. Orang Surabaya menamakannya Rangin, orang Jakarta mengistilahkan kue Pancong, orang Bandung menyebutnya Bandros, orang Bojonegoro mengatakan Tratak jaran dan orang Bali memberi nama Daluman. Namun nama-nama kue yang hampir sama tersebut memiliki cita rasa yang berbeda pada setiap daerahnya.
Dengan bentuk melengkung, mempunyai ketebalan sekitar 2 (dua) centi meter,sedangkan pada bagian dalam kue berwarna putih, namun pada permukaan kulitnya berona warna coklat. Rasa Gandos cukup gurih dan nikmat yang memberikan nuansa nostalgia pada cita rasa kue tradisional.
Salah seorang penjual kue Gandos dari tahun 2001 di Kabupaten Temanggung, Muhidin mengungkapkan bahwa ia berjualan dan menjajakan jualannya dari pukul 06.00 sampai 11.00 WIB.
“Saya hanya berjualan di daerah Banyuurip Kabupaten Temanggung dengan berkeliling menggunakan gerobak,” jelasnya sampil meratakan adonan dalam loyang.
Ia menjual Kue Gandos Satu renteng (satu baris) dengan harga Rp2000,00 dengan keuntungan bersih tiap harinya dapat mencapai Rp100.000,00.
Namun penjual kue Gandos juga mendapatkan kendala seperti jika tidak segera dimasak adonan yang telah disiapkan akan kecut atau basi. “Biasanya saya membuat adonan kue Gandos selesai pukul 06.00 WIB dan langsung saya jajakan berkeliling, tapi adonan tersebut hanya bertahan hingga 6 (enam) jam. Jika Cuaca sedang hujan banyak pembeli yang tidak membeli dan membuat adonan menjadi basi dan tidak layak untuk dikonsumsi,” imbuhnya pada Jumat (26/04/2019).
“Alhasil dagangan yang tidak laku tersebut membuat saya menjadi rugi, dan adonan harus dibuang dengan sia-sia,” jelas penjual kue Gandos tersebut.
Muhidin juga menjelaskan bahwa dalam menjajakan jajanan kue tradisioal miliknya paling tidak membawa adonan sebanyak 5 (lima) kilo gram dengan berjalan kaki sejauh 2 (dua) sampai 3 (tiga) kilo meter dari lokasi rumahnya yang terletak di Dusun Kuwaluhan Rt 05 / Rw 04 Kelurahan Kertosari Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. (MC TMG/Penulis, Foto: Agung, Editor: Ekape)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook